Jika kamu hendak melakukan perjalanan ke Jepang, maka kamu wajib mengunjungi region Kansai.
Region Kansai meliputi wilayah-wilayah terkenal seperti Prefektur Osaka, Prefektur Kyoto, Prefektur Hyogo, Prefektur Nara, Prefektur Shiga, Prefektur Wakayama, Prefektur Mie, Prefektur Fukui, Prefektur Tottori, dan Prefektur Tokushima. Selain itu, kota-kota yang terkenal adalah Osaka, Sakai, Kobe, dan Kyoto.
1. Sekilas Tentang Kyoto
Kyoto merupakan istana bagi kuil-kuil tradisional di Jepang dengan memadukan pemandangan kota yang modern.
Ini dikarenakan Kyoto pernah menyandang sebagai ibukota Jepang pada seribu tahun yang lalu.
Jika kamu menjelajahi Kyoto lebih jauh lagi, kamu akan menemukan landscape pemandangan alam yang cantik dan alami dari berbagai arah.
Kyoto memiliki area yang mempunyai ciri khas tersendiri di setiap wilayahnya yang menarik untuk dikunjungi.
Di bagian utara Kyoto, kamu akan menemukan bentangan laut biru yang luas dan gagah yang dijuluki sebagai Sea of Japan.
Baca Juga: Persyaratan Visa Kunjungan ke Jepang
Salah satu spot yang paling terkenal dan dijuluki sebagai “3 pemandangan terindah di Jepang” adalah Amanohashidate, yaitu lidah pasir yang memisahkan Teluk Miyazu dengan Laut Aso yang panjangnya mencapai 3,6 km dan lebarnya antara 20 m hingga 170 m.
Bila dilihat dari perspektif yang berbeda, lidah pasir ini tampak seperti jembatan yang menuju langit.
Terdapat legenda yang mengatakan bahwa tangga panjang yang digunakan oleh para dewa untuk melakukan perjalanan dari langit ke bumi jatuh lalu menjadi Amanohashidate, yang secara harfiah artinya jembatan menuju langit.
Di bagian tengah, kamu akan menemukan wajah lain dari Kyoto yaitu hutan yang dipenuhi dengan pemandangan asri karena ditumbuhi oleh berbagai tumbuhan yang tumbuh sesuai dengan musim di Jepang.
Wilayah ini dikelilingi oleh lingkungan alam yang tidak pernah berubah sejak zaman kuno seperti rumah-rumah penduduk yang beratapkan jerami (Kayabuki no Sato), Gunung Oeyama yang memberikan pemandangan luar biasa, dan juga hasil pertanian yang memberikan warna tersendiri bagi hidangan Kyoto.
Sedangkan di bagian selatan Kyoto, kamu akan menemukan perkebunan teh yang luas.
Teh yang dihasilkan di perkebunan ini merupakan teh dengan kualitas tinggi yaitu gyokuro yang dipakai untuk upacara minum teh sejak 800 tahun lalu dan masih bertahan sampai sekarang.
Dengan alasan inilah kamu wajib banget mengunjungi Kyoto sebagai destinasimu berikutnya.
2. Fushimi Inari Taisha Shrine
Kyoto merupakan jejak masa lalu Jepang yang dapat dikunjungi. Jejak historis yang disajikan merupakan daya tarik bagi Kyoto itu sendiri.
Hal ini terlihat dari banyaknya kuil yang berada di Kyoto. Dari sekian banyaknya kuil yang ada di Kyoto, kami merekomendasikan salah satu yang terkenal dan populer yaitu Fushimi Inari Taisha Shrine.
Fushimi Inari Taisha Shrine adalah kuil Shinto yang berada Kyoto. Selain dikunjungi untuk beribadah atau berdoa, kuil ini juga dapat dikunjungi sebagai destinasi wisata karena memiliki spot yang menarik untuk berwisata.
Jika kamu pernah melihat foto orang-orang yang berlibur ke Jepang di antara gerbang kuil yang panjang berwarna oranye yang mengagumkan, bisa dipastikan mereka sedang berada di Fushimi Inari Taisha Shrine.
Sebelum kita menjelajahi Fushimi Inari Taisha Shrine, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu fakta-fakta apa saja sih yang ada di Fushimi Inari Taisha Shrine?
3. Letak Fushimi Inari Taisha Shrine
Fushimi Inari Taisha Shrine terletak di Distrik Fushimi, Kyoto, Prefektur Kyoto. Kuil ini merupakan kuil pusat bagi 40.000 kuil yang memuliakan Dewa Inari.
Kuil utama (honden) terletak di kaki Gunung Inari yang tingginya mencapai 233 meter di atas permukaan laut.
Ada banyak cara untuk pergi ke Fushimi Inari. Dari Stasiun Kyoto tunggu di platform 8/9 untuk naik kereta tipe lokal melalui Nara Line dengan biaya 150 yen.
Bisa juga melalui Stasiun Osaka naik JR Special Rapid Service, lalu ke Stasiun Kyoto naik JR Nara Line, dan sampai ke Stasiun Inari dengan jalan kaki selama 5 menit dengan ongkos sebesar 860 yen.
Atau dari stasiun terdekat Fushimi Inari di Keihan Main Line. Jika kamu lebih nyaman naik bus, maka naik bus Minami 5 lalu turun di Inari Taisha-mae.
Jika kamu berangkat pada jam makan siang, kami merekomendasikan restoran yang tepat untuk makan siang kamu yaitu restoran udon yang bernama Kendonya (artinya “dengan rendah hati membuat udon”) yang jaraknya tiga menit dari Stasiun Fushimi Inari dengan berjalan kaki.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Makanan Halal di Jepang yang Wajib Dicoba
Restoran udon ini terkenal dengan udon buatan rumah yang kenyal dan masih menggunakan tangan untuk membuatnya.
Untuk informasi, udon merupakan mie yang berasal dari Jepang yang dibuat dari tepung terigu dan berbentuk tebal serta agak lebar.
Penduduk juga Jepang sering memakan udon. Udon dapat disajikan dengan menggunakan kuah atau kering, dingin (bukkake udon) atau hangat.
4. Sejarah Fushimi Inari Taisha Shrine
Kuil ini memiliki sejarah panjang sejak tahun 711 dan menjadi penting ketika Periode Edo (abad-17 sampai abad-18).
Pada saat itu, Jepang yang merupakan negara dengan ekonomi makmur dan damai memiliki budaya untuk meneruskan kemakmuran bisnis mereka.
Sehingga Fushimi Inari Taisha Shrine ini menjadi tempat bagi petani dan pemilik usaha di Jepang untuk berdoa agar dapat diberikan panen yang melimpah dan kemakmuran bagi usahanya.
Inari dianggap sebagai dewa pertanian, sehingga kuil ini dipercaya membawa berkah bagi panen, kesuksesan dalam perdagangan bisnis, dan keselamatan saat melakukan perjalanan.
Fushimi Inari memperoleh perlindungan kekaisaran pada awal periode Heian. Pada tahun 965, Kaisar Murakami memutuskan bahwa para utusan membawa laporan tertulis tentang peristiwa-peristiwa penting kepada dewa penjaga Jepang.
Pada awalnya heihaku dipersembahkan di 16 kuil, termasuk Fushimi Inari.
Asal-usul Fushimi Inari Taisha Shrine ini dijelaskan di dalam laporan kuno yaitu Yamashirokoku Fudoku, yang menjelaskan tentang budaya provinsi, geografi, dan tradisi lisan yang disampaikan kepada kaisar.
Dijelaskan juga dari laporan kuno tersebut Irogu no Hatanokimi, nenek moyang Hatanonakatsue no Imiki, konon menembakkan kue beras lalu berubah menjadi angsa dan terbang.
Angsa itu mendarat di puncak gunung di mana pertanda baik terjadi dan padi-padi tumbuh. Nama Inari diambil dari keajaiban ini (dalam bahasa Jepang “ina” artinya padi).
Hal ini juga dijelaskan dalam teks kuno lainnya yang menyatakan bahwa pendeta seperti Hatauji telah mengadakan festival musim semi dan musim gugur di kuil tersebut sejak Dewa Inari Okami diabadikan di datarang tinggi di daerah Inari Mitsugamine selama Era Wado (708-715).
Teks kuno lainnya juga menjelaskan bahwa Irogu no Hatanokimi, seorang tokoh yang dihormati di wilayah yang sekarang menjadi Fukakusa di Kyoto menerima perintah kekaisaran dari Permaisuri Genmei untuk mengabadikan tiga dewa di tiga gunung pada Hari Kuda Pertama (Hatsu-uma) bulan kedua tahun 711.
Pada tahun tersebut, para petani diberkahi dengan panen padi yang melimpah dan ulat sutera menghasilkan banyak sutera.
Untuk informasi, Hatsu-uma adalah festival yang diadakan di Fushimi Inari Taisha Shrine untuk memperingati Dewa Inari (Inari Okami-sama) turun ke Gunung Inari pada Hari Kuda pertama di bulan Februari.
Dari tahun 1871-1946 Fushimi Inari secara resmi ditetapkan sebagai salah satu Kanpei Taisha, yang berarti kuil ini menduduki peringkat pertama kuil yang didukung pemerintah.
5. Patung Rubah di Fushimi Inari Taisha Shrine
Jika kamu berkunjung ke Fushimi Inari Taisha Shrine dan turun di Stasiun Fushimi Inari, kamu akan menemukan loker dengan gambar hewan rubah.
Kamu juga akan menemukan berbagai macam makanan, pernak-pernik hingga souvenir yang berbentuk hewan rubah.
Di Jepang, hewan rubah atau kitsune dianggap sebagai makhluk yang cerdas dan memiliki kemampuan sihir.
Semakin tua kitsune maka semakin bijak dan semakin sempurna sihir yang dimiliki rubah tersebut. Selain itu, mereka juga dapat menjelma menjadi manusia baik itu laki-laki atau perempuan.
Dalam legenda Jepang, rubah sering diceritakan sebagai penjaga yang setia, teman, kekasih, atau istri.
Pada zaman kuno Jepang, rubah dan manusia saling hidup berdampingan sehingga muncul legenda tentang persahabatan antara rubah dan manusia.
Dalam kepercayaan agama Shinto, rubah bertugas sebagai ‘messenger’ atau pembawa pesan dari dewa pertanian (Inari Okami-sama).
Semakin banyak ekor yang dimiliki kitsune maka semakin kuat, semakin tua maka akan semakin bijak. Sebagian orang juga memberi persembahan untuk kitsune karena dianggap memiliki kekuatan gaib.
Di Fushimi Inari Taisha Shrine sendiri, kamu akan menemukan patung rubah di kedua sisi jalan masuk ke gerbang utama Fushimi Inari Taisha Shrine.
Patung rubah juga tersebar di seluruh komplek kuil Fushimi Inari. Patung-patung rubah tersebut terlihat sedang menggigit berbagai benda seperti kunci dan gulungan kertas.
6. Senbon Torii
Spot paling terkenal di Fushimi Inari Taisha Shrine adalah Senbon Torii atau seribu gerbang. Dalam kepercayaan agama Shinto, torii merupakan pembatas antara dunia manusia dengan dunia tempat tinggal dewa (kami).
Bentuk torii berupa dua batang palang sejajar yang disangga dengan dua batang tiang vertikal.
Umumnya torii dicat berwarna oranye atau merah, kadang ada juga yang tidak dicat sama sekali.
Torii Fushimi Inari memiliki warna merah yang secara umum artinya fajar yang terang, memiliki makna harapan dan kepercayaan pada jiwa dewa Inari Okami.
Baca Juga: 9 Negara Terbaik untuk Traveling ke Luar Negeri di Bulan Juli
Torii juga menjadi simbol lokasi kuil Shinto dalam legenda di peta Jepang.
Senbon Torii merupakan daya tarik yang paling populer di kalangan turis lokal maupun internasional.
Ketika mendengar Fushimi Inari tentu yang terlintas dalam ingatan adalah gerbang merah panjang yang disusun sepanjang jalur dari kuil utama sampai ke Okusha Hohaishi.
Banyaknya gerbang torii ini berasal dari tradisi zaman Edo yang memiliki kebiasaan untuk mendedikasikan sebuah gerbang torii sebagai ucapan terima kasih atas doa, keinginan, dan harapan penduduk yang terkabulkan.
Ketika berjalan di sepanjang lorong Senbon Torii, kamu akan merasakan sensasi memasuki dunia lain yang panjang.
Untuk sampai ke puncak gunung Inari, membutuhkan waktu selama 2 jam dengan berjalan kaki. Saat berada di tempat wisata, kamu Wajib Tahu Budaya dan Etika Berperilaku di Jepang.
Walaupun namanya senbon torii (seribu gerbang) namun sebenarnya hanya terdapat sekitar 800-an torii yang ada di Fushimi Inari ini.
Ukuran masing-masing torii ini tergantung dari penyumbang pembuatan torii.
Kamu bisa membuat torii di Fushimi Inari untuk disumbangkan dari yang termurah yaitu sekitar 210.000 yen atau 12 juta rupiah hingga yang termahal 1.600.000 yen atau 172 juta rupiah (12/23).
7. Okusha Hohaisho
Setelah keluar dari Senbon Torii, kamu akan menemukan kuil Okusha Hohaisho. Okusha Hohaisho terletak di lembah Myobu-dani di sebelah timur bagunan kuil utama di ujung gerbang Senbon Torii.
Orang-orang datang ke Okusha Hohaisho untuk berdoa. Usia Okusha Hohaisho dapat diketahui dari catatan Senguki dari tahun 1499, tetapi detail seperti ukuran aslinya tidak diketahui.
Sejarah Okusha Hohaisho dimulai dari periode Edo. Pada periode Edo, tempat ini disebut sebagai Fukosho dan Kumotsujo yang artinya tempat persembahan.
Okusha Hohaisha sempat hancur karena bencana alam pada tahun 1794 dan dibangun kembali dalam ukuran yang sedikit lebih besar dari aslinya.
Kemudian pada tahun 1975 bangunan kuil dipindahkan mundur ke lokasi saat ini dan tempat untuk berdoa dibuat di depannya.
8. Omokaru-ishi
Terdapat sepasang lentera batu di sudut kanan belakang Okusha Hohaisho yaitu Omokaru-ishi.
Di Omokaru-ishi, kamu dapat membuat sebuah permintaan di salah satu batu lentera tersebut lalu mengangkat batu di atas lenteranya yang disebut kuurin.
Jika batu tersebut terasa lebih ringan dari yang kamu perkirakan, maka permintaanmu akan terkabul, tapi jika terasa lebih, keinginan kamu akan sulit untuk menjadi kenyataan.
9. Fushimi Inari dalam Pop Culture
Tidak bisa dipungkiri, Fushimi Inari sangat populer bagi penduduk Jepang sendiri dan masyarakat di seluruh dunia.
Dengan popularitasnya yang tinggi, banyak karya-karya yang terinspirasi dari Fushimi Inari ini. Mulai dari karya seni seperti novel, film, animasi, manga, video game, dan lain-lain.
Novel terkenal dari penulis Arthur Golden yaitu Memoirs of Geisha yang sudah diadaptasi ke film menampilkan Fushimi Inari dalam beberapa adegan.
Memoirs of Geisha bercerita tentang identitas dan eksistensi perempuan yang berprofesi sebagai geisha. Dalam karya novel aslinya, seorang perempuan bernama Sayuri terpaksa menjadi geisha karena kondisi ekonomi.
Selama menjadi geisha, Sayuri banyak menderita, tetapi ia juga mempunyai tekad untuk menjadi menjadi geisha terkenal di Gion.
Dalam beberapa adegan filmnya, Senbon Torii masuk dalam frame dan memberikan latar belakang visual yang megah dan menakjubkan.
Selain novel, Fushimi Inari juga menginspirasi mangaka Morohe Yoshida dalam membuat manga Inari, Konkon, Koi Iroha.
Yang menarik dari manga ini adalah nama protagonis utama manga InaKon adalah Fushimi Inari, sama persis seperti kuil Fushimi Inari Taisha Shrine!
Fushimi Inari juga menjadi markas Makoto Shishio, yaitu antagonis dari anime Rurouni Kenshin dalam Arc Kyoto.
Fushimi Inari juga muncul dalam anime The Quintessential Quintuplets Season 2 episode 23 ketika piknik sekolah ke Kyoto.
Fushimi Inari juga menginspirasi designer game dari Nintendo, yaitu Shigeru Miyamoto dalam membuat series Star Fox.
Jika kamu hendak melakukan perjalanan ke Jepang, maka kamu wajib memasukkan Fushimi Inari ke dalam daftar destinasi wisatamu.
Fushimi Inari menawarkan keindahan alamiah yang bertahan selama ratusan tahun dan masih dapat dinikmati sampai sekarang.
Memadukan perpaduan antara kebudayaan tradisional yang kental dan keindahan alam memikat hati setiap pengunjung.