Tarim, sebuah kota yang terletak di wilayah Hadramaut, Yaman, memiliki warisan budaya dan religius yang sangat kaya.
Kota ini dikenal sebagai pusat dakwah Alawiyyin, sebuah tradisi yang mengakar kuat dalam sejarah penyebaran Islam.
Dakwah Alawiyyin yang berasal dari Tarim tidak hanya memiliki dampak lokal, tetapi juga mampu menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk Nusantara.
Warisan Dakwah Alawiyyin
Alawiyyin adalah keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra, yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam.
Baca Juga: Apa Saja Rukun Haji yang Wajib Dilakukan? Jawaban Lengkap
Mereka dikenal dengan akhlak yang mulia dan pengetahuan yang mendalam tentang agama.
Sejak abad ke-10, para Alawiyyin dari Tarim telah melaksanakan misi dakwah mereka dengan semangat dan dedikasi tinggi.
Sebagai pusat pendidikan Islam, Tarim melahirkan banyak ulama dan pemikir yang menjadi rujukan dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk fiqh, tasawuf, dan akhlak.
Proses dakwah yang dilakukan oleh Alawiyyin umumnya melalui pengajaran pesantren, majelis ilmu, dan penulisan.
Mereka tidak hanya fokus pada aspek ritual, tetapi juga mengutamakan pengembangan karakter dan akhlak masyarakat.
Dalam konteks ini, dakwah Alawiyyin memiliki dimensi yang lebih luas, yaitu membangun masyarakat yang beretika dan beradab.
Tarim dan Islam Nusantara
Salah satu contoh nyata dari dampak dakwah Alawiyyin adalah di Nusantara, terutama di Indonesia. Sejak abad ke-13, para ulama Alawiyyin mulai berdatangan ke Indonesia untuk menyebarkan Islam.
Para syaikh dari Tarim, seperti Syaikh Abdurrahman al-Aydrus dan Syaikh Ali al-Aydrus, sangat berperan dalam mempopulerkan ajaran Islam melalui pendekatan yang lembut dan kontekstual.
Islam Nusantara mengedepankan nilai-nilai lokal yang harmonis dengan ajaran Islam, dan para Alawiyyin dari Tarim menjadi salah satu pilar dalam memperkuat nilai-nilai tersebut.
Mereka membantu masyarakat Nusantara memahami Islam dengan cara yang lebih damai dan inklusif.
Baca Juga: Pengertian Tawaf Lengkap dengan Tata Cara yang Benar Sesuai Aturan
Misalnya, melalui pengajaran tarekat, mereka menanamkan pengamalan tasawuf yang fokus pada kedekatan kepada Allah dan pencarian spiritual.
Tarekat sebagai Sarana Dakwah
Salah satu metode dakwah yang digunakan oleh Alawiyyin dari Tarim adalah melalui tarekat.
Tarekat adalah jalur iabadah yang mengarahkan umat untuk lebih mendalami ajaran agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui tarekat, Alawiyyin membimbing pengikutnya untuk mencapai ketenangan jiwa sekaligus menyebarkan nilai-nilai agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Tarekat yang berkembang di Tarim mengajarkan pentingnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya serta menjaga akhlak yang baik.
Para murid diimbau untuk menyebarkan pesan ini kepada orang lain, sehingga dakwah langsung menyebar dari mulut ke mulut.
Baca Juga: Biaya Umroh Plus Tarim Lengkap dengan Jadwal Berangkat
Nilai-nilai yang dibawa oleh tarekat ini menjadikan semakin mudah diterima oleh masyarakat, baik di Timteng maupun di Nusantara.
Kesimpulan
Dakwah Alawiyyin dari Tarim memiliki pengaruh yang signifikan dalam penyebaran Islam di seluruh penjuru dunia, khususnya di Nusantara.
Melalui pendekatan yang bijaksana dan inklusif, mereka berhasil menyeimbangkan antara ajaran agama dan kearifan lokal.
Dengan mengedepankan nilai-nilai akhlak dan spiritualitas, Alawiyyin memberikan kontribusi yang besar dalam membentuk masyarakat yang damai dan beradab.
Pesan dakwah Alawiyyin adalah pelajaran bagi kita semua bahwa keberagaman dalam pengamalan agama bukanlah penghalang, melainkan sebuah kekuatan untuk menciptakan masyarakat yang harmonis.
Dalam era globalisasi ini, semangat dakwah Alawiyyin seharusnya menjadi teladan bagi generasi sekarang dan mendatang, untuk terus menerus menyebarkan kebaikan dan kasih sayang di tengah masyarakat.
Dengan demikian, warisan dakwah ini tidak hanya akan bertahan, tetapi juga terus berkembang di seluruh dunia.
