Kalender Hijriah adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh umat Muslim di seluruh dunia untuk menentukan waktu ibadah, perayaan hari besar, dan berbagai peristiwa penting dalam Islam.
Berbeda dengan kalender Masehi yang berbasis matahari, bulan Hijriah mengikuti peredaran bulan, sehingga jumlah harinya lebih pendek, yaitu sekitar 354–355 hari setiap tahunnya.
Menariknya, kalender Hijriah juga terdiri dari 12 bulan yang masing-masing memiliki sejarah dan keistimewaan tersendiri. Apa saja nama bulan Hijriah itu? Yuk, pelajari satu per satu di bawah ini!
1. Muharram
Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Islam dan termasuk dalam empat bulan haram yang sangat dimuliakan.
Pada bulan ini, umat Islam dianjurkan menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan memperbanyak amal saleh.
Salah satu momen pentingnya adalah Puasa Asyura (10 Muharram), yang menjadi syiar sejarah penyelamatan Nabi Musa dari kejaran Firaun.
Muharram juga menjadi pengingat hijrahnya Rasulullah SAW, tanda awal peradaban Islam berkembang di Madinah.
2. Safar
Bulan Hijriah yang kedua adalah Safar, yang secara bahasa berarti “kosong”. Penamaan ini merujuk pada kebiasaan masyarakat Arab kuno yang meninggalkan rumah-rumah mereka di bulan ini.
Cuaca pada masa itu sangat mendukung untuk melakukan perjalanan jauh, seperti merantau, berdagang, hingga berperang sehingga perkampungan menjadi kosong.
Baca Juga: Umroh Private Bersama Keluarga, Bebas Pilih Jadwal dan Fasilitas!
Dalam sejarah Islam, Safar menjadi saksi dimulainya beberapa ekspedisi militer pertama yang dipimpin oleh Rasulullah SAW. Salah satunya adalah Perang Abwa (atau ekspedisi Waddan) yang terjadi pada bulan Safar tahun pertama Hijriah.
Meskipun tidak sampai terjadi peperangan besar, misi ini menjadi langkah penting dalam memperkuat posisi umat Muslim dan menjalin perjanjian perdamaian dengan suku-suku di sekitar Madinah.
3. Rabiul Awal
Rabiul Awal dikenal sebagai bulan kelahiran Rasulullah SAW, yang diyakini terjadi pada 12 Rabiul Awal.
Di berbagai negara dengan tradisi Islam yang kuat, bulan ini diperingati dengan Maulid Nabi melalui pengajian, kajian sejarah, hingga berbagi makanan sebagai wujud rasa cinta kepada Nabi.
Nama Rabi’ merujuk pada “musim semi”, dan Awal berarti “pertama”, yang menggambarkan masa kesuburan serta kebahagiaan. Ini selaras dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Selain kelahiran, beberapa peristiwa besar juga terjadi pada bulan ini:
- Hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, yang membuka babak baru kejayaan umat Islam.
- Tiba dan menetapnya Rasulullah SAW di Madinah, serta pembangunan Masjid Nabawi.
- Dipilihnya Abu Bakar As-Siddiq sebagai khalifah pertama setelah wafatnya Rasulullah.
- Wafatnya Rasulullah juga terjadi pada 12 Rabiul Awal.
4. Rabiul Akhir
Bulan Hijriah ini juga dikenal sebagai Rabiuts Tsani, yang menandai berakhirnya musim semi di Jazirah Arab.
Pada masa penamaan, bulan ini merupakan periode ketika masyarakat mulai kembali beraktivitas bertani dan menggembala setelah kondisi alam membaik dari bulan sebelumnya.
Dalam sejarah Islam, Rabiul Akhir menjadi momen penting dalam perkembangan ilmu dan dakwah. Banyak ulama besar yang lahir maupun wafat pada bulan ini, sehingga bulan ini sering dikaitkan dengan semangat menuntut ilmu.
Beberapa tokoh ulama yang memiliki keterkaitan dengan bulan Rabiul Akhir antara lain:
- Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali — ulama besar mazhab Hanbali, wafat pada bulan Rabiul Akhir.
- Imam Al-Baihaqi — ahli hadits terkenal, lahir pada bulan Rabiul Akhir.
- Syekh Abdul Qadir Al-Jailani — ulama karismatik dan pendiri tarekat Qadiriyah, wafat pada bulan Rabiul Akhir.
5. Jumadil Awal
Nama Jumadil Awal berasal dari kata “jumad” yang berarti kering atau membeku. Istilah ini merujuk pada kondisi tanah di Jazirah Arab pada masa dahulu yang mulai mengeras karena kekurangan air, menandai datangnya musim kemarau.
Pada bulan ini, para petani dan penggembala menghadapi tantangan besar karena sulitnya mendapatkan sumber air bagi tanaman maupun ternak mereka.
Meski kondisi geografis tersebut kini tak lagi dirasakan di seluruh dunia, makna filosofisnya tetap bisa dijadikan pelajaran. Jumadil Awal mengingatkan umat Muslim untuk:
- Senantiasa bersyukur atas nikmat Allah, terutama nikmat air yang menjadi sumber kehidupan.
- Tetap kuat dan sabar ketika berada dalam masa-masa penuh ujian, seperti tanah yang “kering” namun tetap menyimpan harapan akan hujan.

6. Jumadil Akhir
Jumadil Akhir atau dikenal juga sebagai Jumadits Tsani adalah bulan hijriah yang keenam. Nama ini masih berkaitan dengan kondisi kemarau di Jazirah Arab, di mana tanah tetap keras dan persediaan air semakin menipis.
Bulan ini sering dimaknai sebagai kelanjutan ujian yang mengajarkan keteguhan, namun juga dekat dengan kabar baik akan hadirnya musim hujan.
Dalam perjalanan sejarah Islam, Jumadil Akhir menjadi momen wafatnya beberapa tokoh penting, salah satunya Sayyidah Fatimah Az-Zahra radhiyallahu ‘anha, putri tercinta Rasulullah SAW.
Peristiwa ini menjadikan Jumadil Akhir sebagai pengingat akan cinta keluarga, kesabaran, dan keikhlasan dalam menghadapi perpisahan.
Banyak umat Islam memanfaatkannya untuk memperbaiki amal sebelum memasuki bulan-bulan mulia berikutnya.
7. Rajab
Rajab merupakan salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam, di mana peperangan dan segala bentuk permusuhan dahulu dilarang untuk menjaga kedamaian.
Kata Rajab sendiri bermakna “menghormati” atau “memuliakan,” menegaskan kedudukannya sebagai bulan penuh keistimewaan.
Bulan ini identik dengan peristiwa besar dalam sejarah dakwah Rasulullah, yaitu Isra’ Mi’raj, ketika beliau menerima perintah sholat lima waktu langsung dari Allah SWT.
Karena kemuliaannya, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal, seperti zikir, sedekah, dan puasa sunnah Rajab sebagai bentuk syukur dan persiapan spiritual menuju Ramadhan.
8. Sya’ban
Sya’ban adalah bulan hijriah kedelapan yang menjadi jembatan antara Rajab dan Ramadhan. Nama Sya’ban berarti “berpencar” karena pada masa Arab kuno, masyarakat mulai berpencar untuk mencari sumber air atau berburu setelah masa larangan berperang di bulan Rajab.
Baca Juga: Paket Wisata Halal ke Banyak Negara Sekaligus, Dijamin Nyaman dan Praktis!
Kini, maknanya lebih sering dikaitkan dengan upaya mempersiapkan diri di berbagai aspek, baik fisik maupun spiritual untuk menyambut datangnya Ramadhan.
Bulan Sya’ban juga dikenal dengan malam Nisfu Sya’ban pada pertengahan bulan, yang oleh banyak Muslim dijadikan momentum memperbanyak doa dan memohon ampunan.
Rasulullah SAW juga tercatat memperbanyak puasa sunnah pada bulan ini sebagai bentuk pemanasan sebelum memasuki bulan puasa yang penuh keberkahan.
9. Ramadhan
Ramadhan adalah bulan ke-9 dalam kalender Hijriah dan menjadi bulan yang paling ditunggu oleh umat Islam di seluruh dunia.
Pada bulan ini diwajibkan berpuasa sebagai bentuk latihan pengendalian diri serta mendekatkan hati kepada Allah SWT.
Ramadhan juga dikenal dengan hadirnya malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan dan menjadi kesempatan besar untuk memperoleh ampunan dan keberkahan.
Sepanjang Ramadhan, umat Muslim memperbanyak ibadah seperti sholat tarawih, sedekah, hingga memperbanyak membaca Al-Qur’an sebagai bentuk penyucian diri lahir batin.
10. Syawal
Syawal menjadi bulan hijriah yang penuh suka cita karena diawali dengan Hari Raya Idulfitri, hari kemenangan setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Pada bulan ini, umat Islam saling memaafkan dan menguatkan ukhuwah dengan saling berkunjung serta bermaaf-maafan.
Umat Islam juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal, yang pahalanya setara dengan berpuasa sepanjang tahun.
Makna terbesar dari bulan Syawal adalah menjaga dan merawat ketakwaan yang sudah dibangun selama Ramadhan, sehingga nilai ibadah tidak hanya berhenti pada hari raya.
11. Dzulqa’dah
Dzulqa’dah merupakan salah satu bulan haram dalam Islam, termasuk bulan hijriah yang dimuliakan karena umat dilarang berperang sebagai bentuk penghormatan terhadap waktu.
Di masa Arab kuno, larangan ini menciptakan suasana aman bagi masyarakat yang melakukan perjalanan jauh.
Setelah Islam datang, kemuliaan Dzulqa’dah semakin tampak karena pada bulan ini Rasulullah SAW melaksanakan Haji Wada atau haji perpisahan, yang menjadi peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Di masa kini, Dzulqa’dah menjadi momentum untuk memperkuat kesiapan fisik dan spiritual sebelum ibadah haji. Bulan ini mengajarkan nilai kedamaian, kesungguhan, dan kesiapan dalam menyambut rangkaian ibadah yang penuh keberkahan.
12. Dzulhijjah
Dzulhijjah adalah salah satu bulan hijriah yang paling istimewa, karena di sinilah ibadah haji dilaksanakan.
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam merayakan Idul Adha sebagai momen mengenang ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menjalankan perintah Allah.
Di bulan ini juga terdapat puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah yang sangat dianjurkan bagi kaum Muslimin yang tidak sedang berhaji, karena menghapus dosa setahun lalu dan setahun mendatang.
Penutup
Setiap bulan dalam kalender Hijriah memiliki makna dan sejarah yang memperkaya perjalanan ibadah umat Muslim.
Mulai dari Muharram yang penuh kemuliaan hingga Dzulhijjah sebagai puncak pelaksanaan haji, setiap bulan menjadi pengingat bahwa hidup seorang Muslim senantiasa terarah pada kebaikan dan ketakwaan.
Dengan memahami nama dan makna bulan Hijriah, kamu bisa lebih menghargai setiap momen berharga dalam kehidupan dan ibadah.
Semoga penjelasan ini membantu kamu mengenal lebih dalam tentang penanggalan Islam dan semakin semangat menjalankan amalan di setiap bulannya.









