Menyusuri Hippodrome Konstantinopel: Wisata Ikonik dan Penuh Nilai Sejarah 

Galmare Yulia R

Sultanahmet Square dan Hagia Sophia

Dalam perjalanan Umroh Plus Turki bersama Annisa Travel, kamu akan diajak menelusuri jejak kejayaan masa lalu di Hippodrome Konstantinopel, salah satu situs paling ikonik di jantung Kota Tua Istanbul.

Dahulu, tempat ini merupakan pusat kehidupan sosial Kekaisaran Bizantium, menjadi arena megah untuk balapan kereta kuda, pesta rakyat, hingga upacara kenegaraan.

Kini, jejak sejarah itu masih bisa kamu rasakan lewat berbagai monumen bersejarah yang berdiri kokoh di kawasan Sultanahmet Square.

Sejarah Hippodrome Konstantinopel

Sultanahmet Square

Hippodrome Konstantinopel, atau yang dalam bahasa Turki dikenal sebagai Sultanahmet Meydanı, dibangun pada awal abad ke-3 Masehi oleh Kaisar Septimius Severus. Tujuannya adalah untuk memperindah kota Bizantium dan menjadikannya pusat kegiatan publik yang megah.

Kata hippodrome sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu hippos yang berarti “kuda” dan dromos yang berarti “jalur” atau “arena balap”.

Baca Juga: Umroh Plus Turki 2025 – City tour ke Istanbul & Bursa

Kejayaan Hippodrome mulai mencapai puncaknya ketika Kaisar Konstantinus Agung memindahkan ibu kota Kekaisaran Romawi ke Bizantium (yang kemudian dikenal sebagai Konstantinopel) dan memperluas bangunan ini pada abad ke-4 Masehi.

Pada masa itu, Hippodrome menjadi jantung kehidupan sosial, politik, dan hiburan di kota. Rakyat berkumpul di sini untuk menyaksikan balapan kereta kuda (chariot race), pesta rakyat, hingga upacara kenegaraan yang dihadiri kaisar.

Paket Umroh Ramadhan 2026

Arena ini diperkirakan mampu menampung hingga 100.000 penonton, menjadikannya salah satu arena terbesar pada zamannya. Bentuknya oval panjang, menyerupai lintasan balap Romawi lainnya, dengan tempat duduk berjenjang untuk semua lapisan masyarakat.

Di bagian tengah lintasan terdapat spina, yaitu penghalang panjang yang dihiasi berbagai patung, kolom, dan monumen megah. 

Salah satu yang terkenal adalah Serpent Column yang dibawa dari Delphi, Yunani, serta obelisk dari Mesir yang menjadi simbol kejayaan Konstantinopel sebagai “Roma Baru”.

Namun, setelah penaklukan Ottoman pada tahun 1453, fungsi Hippodrome mulai berubah. Arena balap tak lagi digunakan, dan sebagian besar strukturnya rusak atau terkubur oleh waktu. 

Peninggalan Bersejarah di Hippodrome Konstantinopel

Meskipun sebagian besar struktur asli Hippodrome sudah hilang, sejumlah peninggalan kuno masih berdiri kokoh hingga hari ini. Setiap monumen memiliki kisahnya sendiri yang mencerminkan kejayaan masa lalu Konstantinopel.

1. Obelisk Theodosius

Obelisk Theodosius di Hippodrome Konstantinopel

Monumen ini merupakan obelisk granit merah muda yang berasal dari Kuil Karnak di Mesir. Obelisk ini dibuat sekitar tahun 1500 SM atas perintah Firaun Thutmose III.

Pada tahun 390 M, Kaisar Theodosius I memindahkannya ke Konstantinopel untuk menghiasi arena Hippodrome. Dengan usia lebih dari 3.500 tahun dan tinggi sekitar 25 meter, monumen ini menjadi salah satu peninggalan tertua di Istanbul.

Bagian bawah obelisk menampilkan relief yang menggambarkan Kaisar Theodosius sedang menyaksikan perlombaan kereta di Hippodrome. 

Relief lainnya memperlihatkan para pekerja yang mengangkat obelisk, memberi gambaran menarik tentang bagaimana mereka memindahkan benda sebesar dan seberat itu pada masa lampau.

2. Serpent Column (Kolom Ular)

Serpent Column

Serpent Column merupakan salah satu peninggalan tertua di Istanbul yang menandakan eratnya hubungan kota ini dengan peradaban Yunani kuno.

Kolom perunggu berbentuk tiga ular melingkar ini awalnya dibuat untuk memperingati kemenangan bangsa Yunani atas Persia pada tahun 479 SM. 

Baca Juga: Umroh Plus Mesir 2025 by Egypt Air

Beberapa abad kemudian, Kaisar Konstantinus memindahkannya ke Hippodrome Konstantinopel sebagai lambang kejayaan dan warisan sejarah.

Awalnya, di bagian atas kolom terdapat mangkuk emas, namun benda tersebut telah hilang. Kini, hanya bagian bawah kolom yang masih dapat kamu lihat hingga sekarang.

3. Walled Obelisk (Obelisk Berlapis Batu)

Walled Obelisk di Hippodrome Konstantinopel

Terletak di ujung selatan Sultanahmet Square, Walled Obelisk dibangun pada abad ke-10 oleh Kaisar Konstantinus VII. 

Berbeda dengan Obelisk Theodosius, monumen ini dibuat dari batu dan dulunya dilapisi perunggu serta emas yang menggambarkan adegan kemenangan dan peristiwa penting sang kaisar.

Sayangnya, logam-logam berharga tersebut dijarah selama Perang Salib Keempat pada tahun 1204. 

Sekarang yang tersisa hanyalah struktur inti dari batu setinggi sekitar 32 meter, yang masih berdiri kokoh sebagai saksi bisu sejarah panjang kota Istanbul.

4. German Fountain

German Fountain di Istanbul Turki

Terletak di pintu masuk utara Hippodrome, German Fountain dibangun pada tahun 1900 sebagai hadiah dari Kaisar Jerman Wilhelm II kepada Sultan Abdul Hamid II. Air mancur ini bergaya neo-Bizantium, dengan kubah mozaik emas yang menawan. 

Keberadaannya menjadi simbol persahabatan antara Kekaisaran Ottoman dan Jerman, sekaligus menambah keindahan kawasan Sultanahmet.

Penutup

Menapaki kawasan Hippodrome Konstantinopel membuat siapa pun seolah diajak kembali ke masa kejayaan Bizantium.

Setiap monumen, dari Obelisk Theodosius hingga German Fountain, menyimpan kisah panjang tentang kebesaran peradaban yang pernah berdiri di jantung Istanbul, Turki.

Mengunjunginya bersama Annisa Travel akan memberi pengalaman yang berbeda, terutama dalam perjalanan Umroh Plus Turki yang penuh makna.

Yuk, segera amankan kursi keberangkatanmu dan rasakan sendiri keindahan sejarah Islam di negeri dua benua ini. Daftar sekarang di sini!

Bagikan:

Diskon Spesial Milad Annisa

Tags

Galmare Yulia R

A passionate storyteller who loves creating words that inform and inspire.

Leave a Comment