Umroh plus Turki bersama Annisa Travel tidak hanya mengajakmu menjelajahi Istanbul, tetapi juga membawa kamu ke Kota Bursa, tempat lahirnya Kekaisaran Utsmaniyah.
Kota ini memiliki suasana yang sejuk, jalanan yang tenang, dan pasar-pasar tradisional yang masih menghadirkan nuansa klasik.
Di tengah atmosfer bersejarah itu, berdirilah sebuah masjid agung yang menjadi kebanggaan kota, yaitu Masjid Ulu Cami (Bursa Grand Mosque).
Apa saja kisah dan keunikan yang tersimpan di balik bangunan ikonik ini? Yuk, simak cerita lengkapnya di sini.
Lokasi Masjid Ulu Cami
Masjid Ulu Cami terletak di pusat Kota Bursa, Turki, tepatnya di kawasan bersejarah yang dikenal sebagai Bursa Kota Lama. Secara administratif, masjid ini berada di Nalbantoğlu, Ulucami Cd. No:2, 16010 Bursa.
Baca Juga: Al Balad Jeddah, Destinasi City Tour yang Kaya Sejarah dan Budaya
Lokasinya sangat strategis karena berada di dekat Koza Han dan Grand Bazaar Bursa, dua area perdagangan bersejarah yang selalu ramai dikunjungi wisatawan.
Masjid ini juga berada di jalur utama wisata Kota Bursa dan dikelilingi pasar serta toko tradisional yang sudah ada sejak masa Utsmaniyah.
Karena posisinya yang begitu sentral, Ulu Cami hampir selalu menjadi destinasi pertama yang dikunjungi saat tiba di Bursa.
Sejarah Masjid Ulu Cami

Masjid Ulu Cami, yang juga dikenal sebagai Masjid Raya Bursa, adalah masjid terbesar di Kota Bursa dan menjadi salah satu ikon bersejarah paling penting pada masa awal kekuasaan Utsmaniyah.
Masjid ini berdiri di atas lahan seluas sekitar 2.200 meter persegi dan mampu menampung hingga 20.000 jamaah.
Bangunannya berbentuk persegi panjang berukuran 55 x 69 meter, dengan luas interior mencapai 3.165,5 meter persegi.
Pembangunan masjid dimulai pada tahun 1396 dan selesai sekitar 1399 M, pada masa pemerintahan Sultan Bayezid I. Arsiteknya adalah Ali Neccar, salah satu maestro arsitektur pada masa itu.
Masjid ini dibangun sebagai bentuk nazar sang sultan setelah ia berjanji akan mendirikan 20 masjid jika memenangkan Pertempuran Nikopolis.
Setelah kemenangan diraih, janjinya diwujudkan dalam bentuk satu masjid besar dengan 20 kubah sebagai simbol penyatuan dari 20 masjid tersebut.

Sejak awal berdirinya, Ulu Cami berfungsi sebagai masjid jami’, yakni pusat pelaksanaan sholat Jumat sekaligus tempat berlangsungnya berbagai aktivitas keagamaan. Kehadirannya menjadi pusat spiritual, sosial, hingga budaya bagi masyarakat Bursa.
Dalam perjalanannya, Ulu Cami mengalami beberapa renovasi akibat gempa bumi dan kebakaran. Meski begitu, bentuk dan desain utamanya tetap dipertahankan sehingga keaslian arsitektur abad ke-14 masih dapat dirasakan hingga hari ini.
Pada tahun 2014, Masjid Ulu Cami ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO, menjadikannya salah satu situs paling berharga dalam sejarah peradaban Utsmaniyah.
Arsitektur Ulu Cami yang Menonjol
1. 20 Kubah Megah

Masjid Ulu Cami memiliki 20 kubah yang tersusun rapi, menggantikan ide awal pembangunan 20 masjid yang pernah dinadzarkan Sultan Bayezid I.
Setiap kubah dirancang dengan bentuk geometris yang khas dan ditopang oleh 12 tiang besar, menciptakan kesan kokoh sekaligus elegan.
Saat kamu melangkah ke dalamnya, deretan kubah ini menghadirkan ritme visual yang menenangkan, membuat interior masjid terasa lapang dan harmonis.
2. Mimbar dengan Ukiran Kayu Rumit

Mimbar di Masjid Raya Bursa dikenal sebagai salah satu karya ukiran kayu terindah dalam sejarah seni Utsmaniyah.
Baca Juga: Menyusuri Hippodrome Konstantinopel: Wisata Ikonik dan Penuh Nilai Sejarah
Terletak di sebelah mihrab, mimbar ini dibuat dalam gaya Anatolia Seljuk tradisional menggunakan teknik kündekari, yaitu teknik menyusun potongan kayu yang saling mengunci tanpa paku atau lem.
Karena tidak menggunakan paku, kayu menjadi lebih tahan terhadap rayap dan pengeroposan, sehingga mimbar mampu bertahan ratusan tahun tanpa kehilangan bentuk maupun detail halusnya.
3. Air Mancur di Dalam Ruangan

Salah satu hal unik dari Masjid Raya Bursa adalah keberadaan air mancur yang terletak tepat di tengah ruangan utama.
Jika biasanya air mancur ditempatkan di halaman luar, di masjid ini elemen tersebut justru berada di dalam bangunan, tepat di bawah kubah kaca.
Selain menjadi elemen dekoratif, air mancur ini berfungsi menciptakan suasana yang tenang sekaligus membantu sirkulasi udara di dalam masjid.
Menariknya, air mancur ini masih digunakan hingga sekarang, terutama oleh jamaah laki-laki untuk berwudhu sebelum sholat.
4. Kiswah dan Kaligrafi Klasik yang Memenuhi Dinding

Masjid Raya Bursa memiliki lebih dari 190 karya kaligrafi berukuran besar yang menghiasi hampir seluruh dindingnya.
Sebagian besar kaligrafi tersebut dibuat oleh para maestro abad ke-19, dengan komposisi yang mencakup ayat-ayat Al-Qur’an, Asmaul Husna, nama Nabi Muhammad, hadis, hingga nama-nama ulama besar Islam.
Kehadirannya menghadirkan suasana spiritual yang kuat sekaligus menambah nilai artistik khas pada interior masjid.
Selain itu, di dalam masjid juga tersimpan kiswah Ka’bah berukuran 405 x 332 cm. Kiswah ini diperoleh Kekaisaran Ottoman setelah penaklukan terhadap Kerajaan Mamluk, yang sebelumnya memegang otoritas atas Mekkah dan Ka’bah. .
Penutup
Masjid Ulu Cami adalah salah satu jejak paling berharga dari masa kejayaan awal Utsmaniyah.
Keindahan arsitekturnya, kisah sejarah di balik pembangunannya, hingga detail artistik di setiap sudut membuat masjid ini menjadi destinasi yang tak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Bursa.
Melalui Umroh plus Turki bersama Annisa Travel, kamu bisa menyaksikan langsung megahnya Masjid Ulu Cami sekaligus menikmati suasana Kota Bursa yang tenang dan penuh karakter.
Perjalanan ini akan memberi kamu pengalaman spiritual sekaligus wawasan sejarah yang menarik untuk dipelajari.
Yuk, ikuti perjalanan ibadah penuh makna dan wisata berkesan bersama Annisa Travel!









