Mengenal Jabal Uhud, Sebuah Saksi Bisu Perang Uhud

Fitria Zahrah

Jabal Uhud adalah salah satu gunung yang dicintai oleh Rasulullah SAW. Oleh karena itu, bukanlah sebuah pertanyaan lagi jika saat melaksanakan Umroh atau Haji, kita pasti akan mengunjungi Jabal Uhud.

Jabal Uhud bukanlah gunung biasa, gunung ini sarat dengan nilai dan makna spiritual serta sejarah.

Jabal Uhud sendiri memang tampak seperti gunung yang menyendiri, tidak tersambung dengan gunung lainnya. Karena itu nama Jabal Uhud diberikan yang berarti “gunung yang menyendiri.”

Sebagai tempat ziarah, kondisi Jabal Uhud sekarang ini tentunya sudah berbeda dengan kondisinya dahulu.

Kini, para jamaah yang datang umumnya hanya sampai ke Gunung Arrimah. Di lokasi ini juga terdapat Makam Syuhada Uhud.

Lokasinya dipagar secara rapat dan dilapisi kaca plastik tipis sehingga tidak bisa dilihat terlalu jelas dalamnya.

Tempat ini merupakan pemakaman bagi 70 sahabat Nabi Muhammad SAW yang gugur pada Pertempuran Uhud.

Jabal Uhud sendiri memiliki tinggi sekitar 1.050 meter dan lokasinya sekitar 4,5 kilometer di sebelah utara Kota Madinah, Arab Saudi.

Panjangnya mencapai 7 kilometer dan terdiri dari batu-batuan granit, marmer merah, dan batu-batu mulia.

Ada sebuah peta yang terpampang di sebuah dinding di area ziarah tersebut, yang kurang lebih menceritakan alur pergerakan Perang Uhud.

Perang Uhud: Latar Belakang dan Kronologi

Perang Uhud terjadi pada 15 Syawal 3 Hijrah atau Maret 625 Masehi.

Dalam lembah yang berada di kaki Gunung Uhud, pernah terjadi sebuah perang dahsyat antara kaum Muslimin yang berasal dari Madinah yang dipimpin Nabi Muhammad SAW dengan kaum musyrikin Quraisy dari Makkah.

Soal jumlah pasukan, kaum Muslimin yang ikut berperang sangat timpang. Awalnya ada 1.000 orang, tetapi ada sejumlah orang-orang munafik yang ikut perang tersebut mengundurkan diri dan kembali ke Madinah.

Baca Juga: Jabal Tsur: Kisah dan Keistimewaannya dalam Sejarah Islam

Alhasil, total pasukan yang dipimpin sendiri oleh Rasulullah SAW berjumlah 700 orang, sementara musuh terdiri dari 3.000 orang musyrikin Quraisy.

Terjadilah pertempuran hebat. Dalam peperangan tersebut, kaum Muslimin sebenarnya telah mendapatkan kemenangan dan kaum musyrikin pontang-panting.

Namun, para pemanah yang berada di atas Gunung Arrimah tergoda melihat barang-barang berharga yang ditinggalkan oleh kaum musyrikin tersebut.

Akhirnya, para pemanah ini meninggalkan posnya dan turun dari bukit, meskipun Rasulullah SAW telah berpesan agar mereka tidak meninggalkan bukit tersebut.

Semuanya turun kecuali komandannya Abdullah bin Jabir dan enam pemanah lainnya.

Alhasil, melihat situasi itu, Khalid bin Walid (komandan Quraisy saat itu yang belum masuk Islam) memanfaatkan keadaan tersebut dengan membawa pasukan berbelok dari arah belakang pasukan Islam, sehingga pasukan kaum Muslimin mengalami kekalahan yang tidak sedikit.

Korban dari pasukan Muslim pun berjatuhan, dan perang ini menggugurkan 70 sahabat Nabi, termasuk tujuh pahlawan Uhud.

Yang paling membuat Rasulullah SAW terpukul dan sedih adalah gugurnya sang paman, Hamzah bin Abdul Muthalib.

Keistimewaan Jabal Uhud

Jabal Uhud yang menjadi saksi peperangan bersejarah itu pun disebut-sebut memiliki keistimewaan.

Dalam sebuah hadis dikatakan, “Jika kita hendak melihat bukit yang terdapat di surga, maka ziarahlah ke Bukit Uhud. Nabi SAW bersabda, ‘Bukit Uhud ialah salah satu dari bukit-bukit yang terdapat di surga” (HR. Bukhari).

Dalam hadist lainnya juga dikatakan, “Gunung Uhud adalah gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya,” demikian hadits riwayat Al Bukhari.

Baca Juga: Panduan Memilih Travel Umroh Terpercaya di Jakarta Timur

Jabal Uhud pernah bergetar ketika Nabi Muhammad SAW berjalan di atasnya bersama Sayyidina Abu Bakar, Umar, dan Utsman RA.

Ketika itu Nabi menghentakkan kakinya dan berkata: “Diamlah engkau Uhud, di atasmu sekarang ada Rasulullah SAW dan orang yang selalu membenarkannya (Abu Bakar RA) dan dua orang yang akan mati syahid (Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan).”

Seketika Gunung Uhud pun diam mentaati ucapan Nabi Muhammad SAW. Dari riwayat ini kita bisa menyimpulkan betapa cintanya Gunung Uhud kepada Nabi Muhammad SAW.

Bagikan:

Fitria Zahrah

Annisa News - Copy Writer

Leave a Comment