Petra, Jejak Sejarah Nabatean yang Menakjubkan di Yordania

Galmare Yulia R

Kota Petra atau The Rose-Red City

Pernahkah kamu mendengar tentang kota Petra Yordania? Sebuah kota kuno yang pernah hilang dan terlupakan selama berabad-abad.

Kini, kota ini telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1985 dan menjadi salah satu destinasi wisata paling populer, menarik perhatian wisatawan serta peneliti dari seluruh dunia.

Bagaimana kisah sejarah dan pesona yang bisa kamu temukan di sana? Yuk, telusuri lebih jauh dalam artikel berikut ini.

Sejarah tentang Petra Yordania 

Kota Petra Yordania

Terletak sekitar 240 km di selatan ibu kota Amman, Petra dulunya merupakan ibu kota bangsa Nabatean, bangsa Arab kuno yang hidup sekitar 2.000 tahun lalu.

Bangsa Nabatean dikenal sebagai pedagang ulung dan ahli teknik. Mereka sangat inovatif dan menciptakan sistem penampungan air hujan serta saluran irigasi yang canggih pada masanya. Hal inilah yang membuat mereka mampu bertahan hidup di tengah lingkungan gurun yang kering.

Tidak diketahui secara pasti kapan kota ini mulai dibangun, tetapi hampir seluruh bangunannya diukir langsung dari batu pasir berwarna merah muda.

Oleh karena itu, Petra juga dijuluki sebagai The Rose-Red City, sebutan yang terinspirasi dari warna batu yang digunakan untuk memahat berbagai bangunan megah di sana.

Baca Juga: Paket Ziarah Negeri Para Nabi 3 Negara: Mesir-Palestina-Jordan

Kota Petra mulai berkembang pesat sebagai ibu kota pada abad ke-1 SM. Saat itu, bangsa Nabatean menikmati masa kejayaan karena wilayah mereka berada di jalur perdagangan kemenyan, mur, dan rempah-rempah yang menghubungkan Arab, Mesir, dan Suriah.

Namun, kejayaan itu perlahan memudar setelah Petra diakuisisi oleh Kekaisaran Romawi. Kota ini sempat terus berkembang hingga akhirnya gempa bumi besar pada tahun 363 M menghancurkan sebagian besar bangunannya.

Bencana tersebut, ditambah dengan pergeseran jalur perdagangan, membuat Petra semakin ditinggalkan hingga akhirnya benar-benar hilang dari peta dunia.

Namun, pada tahun 1812 seorang penjelajah asal Swiss bernama Johann Ludwig Burckhardt menemukan kembali kota yang telah lama hilang itu.

Ia menyamar sebagai orang Arab dan berhasil meyakinkan seorang pemandu dari suku Badui untuk membawanya menuju reruntuhan Petra.

Sejak saat itu, Petra Yordania kembali dikenal di dunia Barat sebagai kota kuno yang memesona dan penuh keindahan. 

Paket Umroh Ramadhan 2026

Apa Saja yang Bisa Kamu Temukan di Petra Yordania?

Berjalan menyusuri Petra terasa seperti melangkah mundur ke masa lalu. Setiap sudutnya menyimpan kisah peradaban Nabatean yang memukau, dengan arsitektur batu megah dan pemandangan alam yang spektakuler.

Berikut beberapa daya tarik utama yang bisa kamu temukan di Petra Yordania:

1. Al-Khazneh (The Treasury)

Al-Khazneh (The Treasury) di Petra Yordania

Al-Khazna adalah salah satu monumen paling megah yang dipahat oleh bangsa Nabatean dan menjadi ikon utama Petra. Bangunan ini terletak di pintu masuk Siq, dengan tinggi mencapai sekitar 39,5 meter.

Nama “Al-Khazna” berasal dari legenda suku Badui yang percaya bahwa terdapat harta karun tersembunyi di dalam urnanya, yaitu wadah besar berbentuk guci di bagian puncak bangunan.

Namun sebenarnya, Al-Khazna merupakan sebuah makam, yang diyakini digunakan sebagai tempat pemakaman pada masa pemerintahan Raja Nabatean Aretas IV (9 SM–40 M).

2. The Siq

The Siq

The Siq adalah ngarai sempit sepanjang lebih dari 1 km yang menjadi jalur utama menuju The Treasury di Petra Yordania. Jalur ini terbentuk secara alami akibat retakan besar pada pegunungan batu pasir.

Di kedua sisi tebing, kamu bisa melihat saluran air kuno yang dulu digunakan untuk mengalirkan air menuju kota.

Selain menjadi pintu masuk utama ke Petra, The Siq juga menyimpan banyak peninggalan bersejarah, seperti jalan berbatu, Sabinos Alexandros Station, serta baetyls, yaitu batu suci milik bangsa Nabatean.

3. Ad-Deir (The Monastery)

Ad-Deir (The Monastery) di Petra Yordania

Ad-Deir berada di puncak bukit dan menyuguhkan pemandangan spektakuler dari atas. Bangunan megah ini dipahat di tebing Jabal ad-Dayr dan menjadi salah satu monumen terbesar sekaligus paling mengesankan di Petra.

Dengan lebar sekitar 46,7 meter dan tinggi 48,3 meter, Ad-Deir terinspirasi dari Al-Khazna, namun reliefnya diganti dengan relung-relung tempat patung-patung diletakkan.

Baca Juga: Mengulik Sejarah Tembok Ratapan, Dinding Masjidil Aqsa yang Diperebutkan

Bangunan ini diperkirakan berasal dari awal abad ke-2 Masehi, pada masa Raja Rabel II. Sebuah prasasti di sekitar lokasi menunjukkan bahwa Ad-Deir mungkin dibangun untuk menghormati Raja Obodas I yang dianggap suci.

Bangunan ini kemungkinan berfungsi sebagai biclinium, yaitu ruang pertemuan bagi kelompok keagamaan untuk melaksanakan ritual tertentu dan upacara penghormatan.

4. The Royal Tombs

The Royal Tombs di Petra Yordania

The Royal Tombs adalah empat makam megah yang dipahat di sisi barat Gunung Khubtha, menghadap langsung ke pusat kota Petra.

Arsitekturnya yang rumit dan lokasinya yang menonjol menunjukkan bahwa kompleks makam ini diperuntukkan bagi keluarga bangsawan Nabatean.

Deretan makam tersebut, dari kanan ke kiri, terdiri atas:

  • Urn Tomb, dinamai dari guci pemakaman yang terletak di bagian atas fasadnya.
  • Silk Tomb, makam terkecil namun terkenal karena pola warna batu pasirnya yang berlapis indah seperti sutra.
  • Corinthian Tomb, yang menampilkan tiang-tiang bergaya Korintus Yunani dan terinspirasi dari Al-Khazna.
  • Palace Tomb, yang terbesar dan paling megah, dipercaya meniru fasad istana bergaya Helenistik atau Romawi.

5. The Theatre

The Theatre di kota kuno Petra

The Theatre kemungkinan dibangun pada awal abad pertama Masehi, saat pemerintahan Raja Aretas IV, dengan kapasitas mencapai hingga 6.000 penonton.

Bangunan megah ini memiliki orchestra setengah lingkaran, tribune berbentuk tapal kuda, tangga vertikal yang terbagi tiga oleh lorong horizontal, serta dinding panggung yang ditambahkan bangsa Romawi sebagai latar pertunjukan. Yang menakjubkan, seluruh teater dipahat langsung dari batu tunggal.

Selain menjadi lokasi pertunjukan teater dan musik, tempat ini juga digunakan untuk pembacaan puisi, pertandingan olahraga, dan pertemuan publik, menjadikannya jantung kehidupan sosial dan budaya masyarakat Petra Yordania.

Penutup

Petra Yordania adalah keindahan yang sayang kalau dilewatkan begitu saja. Waktu terbaik untuk mengunjunginya adalah pagi atau sore hari, saat sinar matahari menyentuh bebatuan dan menciptakan gradasi warna merah, oranye, dan emas yang memukau.

Untuk pengalaman yang lebih nyaman dan berkesan, jelajahi Petra bersama Annisa Travel dalam perjalanan Ziarah Negeri 3 Negara, sebuah wisata halal yang juga membawamu menyusuri keajaiban di Mesir dan Palestina.

Tertarik untuk ikut? Amankan kursimu sekarang dengan DP sebesar USD 150.

Dan jangan lupa, ajak orang tercinta untuk merasakan keindahan dan pengalaman tak terlupakan ini bersama!

Bagikan:

Diskon Spesial Milad Annisa

Tags

Galmare Yulia R

A passionate storyteller who loves creating words that inform and inspire.

Leave a Comment