Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan puasa Tasu’a dan Asyura di bulan Muharram.
Dua puasa sunnah ini memiliki keutamaan luar biasa dan menjadi salah satu amalan istimewa yang dianjurkan di bulan pertama dalam kalender Hijriah.
Selain sebagai bentuk ketaatan, puasa Tasu’a dan Asyura juga menjadi kesempatan besar untuk meraih ampunan dan pahala dari Allah SWT.
Lantas, seperti apa niat dan tata cara pelaksanaannya? Apa saja keutamaan yang bisa diraih dari puasa ini?
Yuk, simak penjelasan lengkapnya agar kamu bisa menjalankan ibadah dengan lebih maksimal!
Apa Itu Puasa Tasu’a dan Asyura?
Puasa Tasu’a adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram, sehari sebelum puasa Asyura.
Rasulullah SAW menganjurkan puasa ini sebagai bentuk penyempurnaan dan pembeda dari kebiasaan orang Yahudi, yang hanya berpuasa pada hari Asyura.
Sementara itu, puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Puasa ini memiliki nilai sejarah penting, karena pada hari tersebut Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS dan Bani Israil dari kejaran Fir’aun. Sebagai bentuk rasa syukur, Nabi Musa AS pun berpuasa di hari itu.
Baca Juga: Milad ke-22 Annisa Travel: Banyak Promo untuk Daftar Umroh
Ketika Rasulullah SAW mengetahui kisah tersebut, beliau turut memuliakan hari Asyura dengan berpuasa, dan menganjurkan umat Islam untuk mengikuti jejak beliau.
Kapan Waktu Pelaksanaan Puasa Tasu’a dan Asyura?
Pada tahun 2025, 1 Muharram 1447 H jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025. Maka, berdasarkan hitungan kalender Hijriah:
- Puasa Tasu’a (9 Muharram) jatuh pada Sabtu, 5 Juli 2025
- Puasa Asyura (10 Muharram) jatuh pada Minggu, 6 Juli 2025
Mengetahui tanggal pelaksanaannya tentu bisa membantu kamu mempersiapkan diri sejak awal agar puasa Tasu’a dan Asyura dapat dijalankan dengan lebih maksimal.
Jangan lupa tandai kalender atau pasang pengingat di ponsel agar tidak melewatkan kesempatan meraih pahala besar dari amalan sunnah yang istimewa ini.
Niat Puasa Tasu’a dan Asyura
Sama seperti puasa sunnah lainnya, niat untuk puasa Tasu’a dan Asyura bisa dilakukan di malam hari hingga sebelum waktu dzuhur, selama belum makan, minum, atau melakukan hal yang membatalkan puasa.
Niat cukup diucapkan dalam hati, namun jika ingin dilafalkan, berikut bacaan niatnya:
Niat Puasa Tasu’a (9 Muharram)
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاء سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma Tasu’a sunnatan lillâhi ta‘âlâ
Artinya: “Saya niat puasa Tasu’a, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Niat Puasa Asyura (10 Muharram)
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاء سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ‘Asyûrâ sunnatan lillâhi ta‘âlâ
Artinya: “Saya niat puasa Asyura, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Tata Cara Puasa Tasu’a dan Asyura
Secara umum, tata cara puasa Tasu’a dan Asyura sama seperti puasa sunnah lainnya. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu ikuti:
- Berniat untuk berpuasa, baik di malam hari maupun di pagi hari sebelum tergelincir matahari (jika belum melakukan hal yang membatalkan puasa).
- Makan sahur, dianjurkan dilakukan di akhir waktu menjelang subuh untuk mengikuti sunnah Nabi SAW.
- Menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
- Berbuka puasa tepat waktu saat matahari terbenam (maghrib), dianjurkan dengan kurma atau air putih.
Keutamaan dan Manfaat Puasa Tasu’a dan Asyura
Mengamalkan puasa Tasu’a dan Asyura berarti menjalankan sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Namun, ada banyak keutamaan dan manfaat lain yang bisa kamu dapatkan dari ibadah ini, antara lain:
1. Meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT
Puasa melatih kita untuk menahan hawa nafsu, memperbanyak ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menahan lapar, haus, dan godaan duniawi, hati menjadi lebih bersih dan iman semakin kokoh.
2. Menghapus dosa satu tahun yang lalu
Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim, no. 1162)
Ini menunjukkan betapa besar rahmat Allah bagi orang-orang yang berpuasa di hari Asyura.
3. Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan.
RasulullahSAW bersabda:
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163)
Hadits ini menunjukkan keutamaan besar puasa di bulan Muharram secara keseluruhan, termasuk Tasu’a dan Asyura.
Baca Juga: Doa Safar Umroh Sesuai Sunnah: Bacaan Arab, Latin, dan Artinya
4. Sarana memperbaiki diri
Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga mendorong kita untuk memperbaiki sikap, memperbanyak doa, dzikir, dan amal saleh. Ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi dan memperbaiki kualitas diri.
5. Menyelisihi kaum Yahudi
Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram (Tasu’a) agar berbeda dari kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada 10 Muharram.
“Jika aku masih hidup tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram.”
(HR. Muslim no. 1134)
6. Menumbuhkan rasa empati
Puasa mengajarkan kita merasakan bagaimana saudara-saudara kita yang kurang mampu harus menahan lapar dan haus setiap hari. Dengan demikian, puasa menumbuhkan rasa kepedulian, empati, dan rasa syukur atas nikmat yang kita terima.
Penutup
Dengan melaksanakan puasa Tasu’a dan Asyura di bulan Muharram, umat Islam tak hanya meneladani sunnah Nabi, tapi juga berpeluang meraih pahala dan keutamaan luar biasa.
Bulan yang penuh rahmat ini menjadi momen tepat untuk memperbaiki diri dan mempererat hubungan dengan Allah SWT.
Semoga kita dimudahkan menjalankannya dan dianugerahi berkah serta ampunan di bulan mulia ini.