Masjidil Haram dikenal sebagai tempat paling suci bagi umat Muslim karena di dalamnya berdiri Ka’bah, kiblat sholat seluruh dunia. Kawasan ini juga sarat sejarah penting dalam perjalanan Islam, mulai dari kisah para nabi hingga berbagai peristiwa besar di masa Rasulullah SAW.
Namun, perjalanan kamu di Mekkah tidak hanya berhenti di Masjidil Haram. Kota suci ini menyimpan banyak tempat bersejarah lain dengan cerita penuh makna yang menarik untuk dijelajahi, sekaligus memperkaya pengalaman spiritual selama beribadah.
Bersama Annisa Travel, kamu bisa menjelajahi berbagai tempat bersejarah di Mekkah melalui pilihan jadwal keberangkatan umroh reguler maupun umroh private yang dirancang lebih nyaman dan terarah.
1. Gua Hira
Gua Hira terletak di puncak Jabal Nur pada ketinggian 634 m, sekitar 3,2 km di utara Mekkah dan berjarak 8–9 km dari Masjidil Haram.
Kamu bisa mendaki untuk mencapainya sambil menikmati panorama Kota Mekkah dari sudut yang berbeda. Waktu pendakian sekitar 1 jam, tapi bisa lebih lama saat ramai atau cuaca panas.
Gua ini memiliki panjang 3,5 m, lebar 1,3 m di titik terlebar, dan tinggi 2 m, cukup untuk dua orang dewasa berdiri dan berdoa.
Baca Juga: Apa Saja yang Ada di Kompleks Masjidil Aqsa?
Dari sisi sejarah, Gua Hira dikenal sebagai tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama melalui Malaikat Jibril, yaitu Surat Al-Alaq ayat 1–5.
Pada usia 40 tahun, beliau mulai sering menyendiri di gua ini untuk beribadah dan merenung tentang urusan umatnya. Beliau sering membawa makanan dan minuman untuk beribadah selama beberapa hari, dan sang istri, Khadijah J, kerap membawakan kebutuhan beliau.
2. Jabal Tsur
Tempat bersejarah di Mekkah ini memiliki peran penting dalam hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Jabal Tsur terletak sekitar 7 km dari Masjidil Haram arah Thaif, dengan ketinggian sekitar 748 meter.
Gunung ini terdiri dari tiga puncak yang saling bersambungan, dan pada puncak ketiga terdapat Gua Thawr, tempat Rasulullah dan Abu Bakar Ash-Shiddiq bersembunyi dari kejaran kaum Quraisy selama tiga hari.
Gua Thawr memiliki dua pintu masuk. Pintu barat diyakini digunakan Rasulullah dan Abu Bakar saat persembunyian, sementara pintu timur lebih lebar untuk memudahkan masuk-keluar. Ukuran gua sekitar 1,25 meter tinggi, 3,5 meter panjang, dan 3,5 meter lebar.
Selama persembunyian, Allah melindungi mereka secara ajaib. Pintu gua tertutup oleh sarang laba-laba dan sarang burung merpati sehingga para pengejar Quraisy tidak dapat melihat mereka.
Kisah ini menjadi pelajaran penting tentang keimanan, tawakal, dan perlindungan Allah terhadap hamba-Nya.
3. Padang Arafah
Padang Arafah adalah dataran luas yang terletak sekitar 20 kilometer di tenggara Mekkah. Tempat ini menjadi lokasi wukuf pada puncak ibadah haji, yaitu pada tanggal 9 Dzulhijjah, sebagai simbol persatuan dan kesetaraan umat Islam di mana semua jamaah berkumpul tanpa memandang status sosial.
Padang Arafah juga merupakan lokasi khutbah wada’ disampaikan oleh Rasulullah SAW saat menunaikan haji terakhir beliau. Selain itu, tempat ini dikenal sebagai “padang pengampunan,” karena jamaah yang wukuf dengan khusyuk dan ikhlas diyakini diampuni dosanya.
Nama “Arafah” berasal dari kata Arab ‘arafa, yang berarti “mengetahui” atau “mengenal,” menekankan pentingnya refleksi diri dan pengenalan amal selama wukuf.
Beberapa riwayat juga menyebut bahwa tempat ini pernah digunakan para nabi untuk berdoa, menambah nilai sejarah dan spiritual Arafah.
Secara geografis, Arafah menjadi titik penting sebelum jamaah melanjutkan perjalanan ke Muzdalifah dan Mina, mengikuti pola ibadah haji yang telah ditetapkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
4. Muzdalifah
Muzdalifah adalah dataran luas yang terletak di antara Arafah dan Mina, sekitar 20–25 kilometer dari pusat Mekkah. Tempat ini menjadi lokasi jamaah haji bermalam setelah wukuf di Arafah, biasanya pada malam tanggal 9 Dzulhijjah.
Selama bermalam, jamaah mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk prosesi lempar jumrah di Mina pada hari berikutnya.
Secara historis, Muzdalifah memiliki peran penting dalam rangkaian ibadah haji yang ditetapkan Rasulullah SAW. Di tempat ini, jamaah belajar disiplin dan kesabaran, menyesuaikan waktu untuk shalat, doa, dan tidur secara bergantian di tengah jutaan orang.
Muzdalifah juga menjadi simbol ketundukan kepada Allah, karena jamaah secara serentak mengikuti aturan ibadah yang sama, tanpa memandang status sosial atau latar belakang.

5. Mina

Mina adalah lembah yang terletak sekitar 6 km di timur Makkah, dikelilingi pegunungan, dan terkenal dengan lebih dari 100.000 tenda yang disediakan untuk menampung para jamaah haji. Selain menjadi tempat menginap, Mina juga menjadi pusat ritual lempar jumrah, salah satu rukun haji yang penting.
Tempat bersejarah di Mekkah ini memiliki hubungan erat dengan kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.
Di Mina, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya sebagai ujian, namun kemudian Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba. Peristiwa ini menjadi asal mula tradisi kurban yang berlangsung hingga kini.
Mina juga terkait dengan perjalanan Siti Hajar, yang bersama Nabi Ismail menempuh perjalanan di padang pasir hingga menetap di sekitar Mekkah, menandai awal permukiman di lembah ini.
6. Masjid Al-Khaif
Masjid Al-Khaif berada di kawasan Mina dan memiliki nilai sejarah penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Masjid ini dikenal sebagai tempat Nabi Muhammad SAW melaksanakan sholat berjamaah saat Haji Wada’.
Pada hari itu, beliau menempatkan para Muhajirun di sebelah kanan dan para Ansar di sebelah kiri, sementara jamaah lainnya menginap di sekitarnya.
Lokasi Masjid Al-Khaif juga digunakan untuk mengatur jamaah haji dan menjadi titik koordinasi selama prosesi Haji Wada’.
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa masjid ini menjadi tempat berkumpul jamaah pada malam-malam penting selama ibadah haji, dan hingga kini bangunan ini tetap menjadi salah satu lokasi yang ramai dikunjungi karena kaitannya langsung dengan sejarah Nabi Muhammad SAW.
7. Masjid Al-Hudaibiyah
Tempat bersejarah di Mekkah lainnya adalah Masjid Al-Hudaibiyah, yang terletak sekitar 24 km dari Masjidil Haram.
Masjid ini menandai lokasi Perjanjian Hudaibiyah, kesepakatan damai antara Nabi Muhammad SAW dan Quraisy Mekkah, yang membuka jalan bagi umat Islam untuk melakukan umrah dengan aman dan menegaskan posisi strategis mereka di Mekkah.
Beberapa peristiwa penting terjadi di sini, termasuk Bay’at al-Ridwan, di mana para sahabat bersumpah setia kepada Nabi Muhammad SAW, serta mukjizat Nabi Muhammad SAW yang menyediakan air untuk sekitar 1.500 sahabat dan hewan mereka.
Baca Juga: Jejak Sejarah Masjid Agung Samarra dan Menara Ikoniknya
Masjid ini juga menjadi miqat bagi jamaah yang datang dari arah Suriah, Yordania, Palestina, Mesir, atau wilayah lain di sekitar utara Mekkah.
Masjid Al-Hudaibiyah menjadi simbol kesabaran, kepatuhan, dan keteguhan iman, serta tetap menjadi saksi sejarah penting bagi umat Islam hingga kini.
8. Jabal Rahmah
Jabal Rahmah adalah bukit yang terletak di Padang Arafah, sekitar 20 km dari pusat Mekkah. Tempat ini dikenal sebagai lokasi pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa setelah mereka diturunkan ke bumi, sehingga menjadi simbol cinta, pengampunan, dan permulaan kehidupan manusia.
Selain itu, di kaki bukit ini, Nabi Muhammad SAW juga berdoa saat Haji Wada’, haji terakhir beliau, menandai momen penting perpisahan dengan umatnya dan mengajarkan doa sebagai bagian inti dari ibadah haji.
Puncak bukit Jabal Rahmah memiliki batu kenangan yang sering dikunjungi jamaah untuk merenungi kisah awal sejarah manusia dan nilai-nilai spiritual dari ajaran Islam.
Bukit ini menjadi salah satu lokasi yang sarat makna, tidak hanya dari sisi sejarah manusia, tetapi juga sebagai titik refleksi dan pengingat pentingnya doa, ketundukan, dan pengampunan dalam kehidupan umat Muslim.
9. Masjid Jin
Tempat bersejarah di Mekkah, Masjid Jin, dikenal sebagai lokasi di mana Nabi Muhammad SAW suatu malam bertemu dengan sekelompok jin yang datang untuk mendengarkan beliau membaca Al‑Qur’an.
Jin-jin tersebut kemudian menerima Islam dan memberi bai’at (janji setia) kepada beliau, peristiwa yang disebut dalam Surat al‑Jinn.
Masjid ini juga dikenal dengan nama lain, seperti Masjid al‑Haras (Masjid Penjaga) karena dulunya tempat berkumpul para penjaga Mekkah, dan Masjid al‑Bay’ah (Masjid Bai’at) karena lokasi bai’at tersebut.
Terletak tidak jauh dari Masjid al‑Haram dan dekat dengan pemakaman Jannatul Mualla, Masjid Jin pertama kali dibangun pada abad ke‑9 Masehi dan beberapa kali direnovasi hingga memiliki bangunan modern seperti sekarang.
Masjid Jin menjadi salah satu lokasi yang sarat nilai spiritual, mengingat pertemuan unik antara Nabi SAW dan makhluk gaib, serta menjadi saksi sejarah dakwah Rasulullah di Mekkah.
Suasana masjid yang relatif tenang membuatnya cocok untuk merenungi kisah dakwah dan pengajaran Islam dari awal hingga kini.
10. Pemakaman Ma’la
Pemakaman Ma’la, atau Jannatul Mualla, merupakan salah satu makam tertua dan paling bersejarah di Mekkah, terletak di kaki Jabal Al-Hajun, sekitar 1 km di utara Masjid al-Haram.
Area makam terbagi menjadi dua bagian oleh jalan Al-Hujun, yang dihubungkan melalui lorong bawah tanah, dengan luas keseluruhan sekitar 100.000 m². Lokasi ini terus diperluas dengan penggalian Gunung Al-Hujun.
Makam ini dikenal dengan beberapa nama lain, seperti Maqbarah al-Mualla, Maqbarah Bani Hashim, dan Maqbarah Quraysh, menandai keberadaan keluarga Nabi Muhammad SAW dan tokoh Quraisy.
Setelah Jannatul Baqi di Madinah, Ma’la dianggap sebagai makam penting kedua bagi umat Islam, diyakini sebagai tempat penuh berkah.
Beberapa tokoh terkenal yang dimakamkan di sini antara lain Sayyidatuna Khadijah binti Khuwaylid, anak-anak Nabi Muhammad SAW, Qasim dan Abdullah, kakek Nabi Abdul Muttalib, pamannya Abu Talib, serta anggota keluarga dan sahabat lainnya. Selain itu, banyak Tabi’in, Taba Tabi’in, dan ulama saleh juga dimakamkan di sini.
Setelah penaklukan Mekkah oleh Saudi pada 1925, semua makam dan nisan dihancurkan, sehingga kini area makam tampak tanpa bangunan atau nisan.
Pemakaman Ma’la hanya dapat dikunjungi oleh laki-laki, sedangkan perempuan dapat melihat dari jalan di sekitarnya. Lokasi ini dapat dicapai dengan berjalan kaki 10–15 menit dari Masjidil Haram atau menggunakan taksi.
Penutup
Menelusuri 10 tempat bersejarah di Mekkah selain Masjidil Haram memberi perspektif lebih luas tentang perjalanan Islam dan kehidupan para nabi, sahabat, serta tokoh penting umat Muslim.
Setiap lokasi menyimpan kisah yang sarat makna, dari Gua Hira hingga Pemakaman Ma’la, yang mengajarkan nilai-nilai kesabaran, ketakwaan, dan keteladanan.
Bagi kamu yang ingin mengunjungi tempat-tempat bersejarah ini, Annisa Travel menyediakan berbagai pilihan paket umroh reguler dan umroh private.
Dengan panduan yang terarah dan nyaman, perjalanan spiritual kamu ke Mekkah akan lebih bermakna dan menyeluruh, sekaligus menjadi pengalaman tak terlupakan dalam memahami sejarah Islam secara langsung.









