Umroh adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, dan dilakukan oleh jutaan umat Muslim setiap tahunnya di Tanah Suci.
Namun, bagi wanita, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan kondisi-kondisi tertentu, salah satunya adalah haid.
Artikel ini akan membahas hukum haid saat umroh dan langkah-langkah apa yang harus diambil oleh jamaah perempuan yang mengalami hal ini.
Hukum Haid dalam Ibadah Umroh
Secara umum, haid adalah keadaan alami yang dialami oleh wanita dan tidak menimbulkan dosa. Namun, dalam konteks ibadah umroh, haid berpengaruh terhadap kelangsungan ibadah tersebut.
Baca Juga: Mau Umroh Tapi Berbarengan dengan Jadwal Haid? Ini Solusinya
Pada dasarnya, wanita yang sedang haid tidak diperbolehkan untuk melakukan tawaf, salah satu rukun ibadah umroh.
Hal ini berdasarkan beberapa pandangan ulama yang menyatakan bahwa tawaf harus dilakukan dalam kondisi suci.
Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda tentang wanita yang sedang haid: ‘Lakukanlah semua rukun umroh, kecuali tawaf di Baitullah.'” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari sini, kita bisa memahami bahwa selama seorang wanita mengalami haid, pelaksanaannya dalam rangkaian umroh harus disesuaikan.
Apa yang Harus Dilakukan Jamaah Perempuan saat Haid?
1. Menjaga Niat dan Keberangkatan
Sebagai jamaah wanita, sangat penting untuk menjaga niat untuk umroh. Meskipun tidak dapat melakukan tawaf, perjalanan tetap dianggap sebagai bagian dari niat ibadah.
Oleh karena itu, wanita yang sedang haid tetap mendapatkan pahala dari perjalanan yang telah dilakukannya, meskipun ada bagian dari umroh yang tidak dapat dilaksanakan.
2. Menunggu Selesainya Haid
Setelah mengalami haid, tunggu hingga bersih sebelum melanjutkan tawaf.
Wanita disarankan untuk melakukan ibadah lain yang diperbolehkan, seperti berdoa, berdzikir, atau sholawat.
Meskipun tidak bisa tawaf, banyak amalan lain yang tetap bisa dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
3. Melaksanakan Tawaf Setelah Haid Selesai
Begitu haid berakhir, langkah selanjutnya adalah melakukan tahallul, yaitu memotong atau mencukur sebagian rambut sebagai tanda selesainya umroh.
Setelah itu, jamaah perempuan harus segera melakukan tawaf. Terkait urutan pelaksanaan, tawaf bisa dilakukan kapan saja setelah wanita tersebut dinyatakan suci.
4. Praktik dalam Ibadah Lain
Selama masa haid, jamaah wanita diperbolehkan untuk melakukan kegiatan lain yang tidak terkait dengan tawaf, seperti i’tikaf, mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Mekkah, atau melakukan amal baik lainnya.
Hal ini dapat membantu menjaga semangat ibadah meskipun tidak melakukan tawaf.
5. Mengelola Waktu dengan Bijak
Sebaiknya, jamaah wanita bijak dalam mengatur waktu selama di Tanah Suci. Jika sudah tahu bahwa biasanya haid datang pada waktu tertentu, bisa mempertimbangkan waktu kunjungan.
Baca Juga: Faktor Penyebab Membayar Dam dalam Haji dan Umroh
Namun, perlu diingat bahwa waktu dan keadaan ditentukan Allah, sehingga apapun yang terjadi seyogianya diterima dengan sabar.
Kesimpulan
Haid adalah kondisi yang tidak dapat dihindari oleh wanita, namun bukan halangan untuk melaksanakan umroh.
Bagi wanita yang sedang haid dan sampai jadwal kepulangan masa haid belum selesai, maka ibadah Umrohnya tetap sah tanpa melakukan tawaf.
“Dari Aisyah RA, istri Nabi SAW, ia berkata, ‘Saya telah sampai di Makkah, sedangkan saya dalam keadaan haid sehingga saya tidak melaksanakan tawaf di Baitullah, tidak juga mengerjakan sai antara bukit Shafa dan Marwa. Lantas, saya pun mengadukan hal tersebut kepada Rasulullah SAW. Beliau pun merespon dengan menyatakan, ‘Lakukan apa yang dilakukan orang yang berhaji, hanya saja jangan melaksanakan tawaf di Baitullah sebelum suci’. Ini adalah hadits yang disepakati kesahihannya.”
Hadits ini jelas menunjukkan bahwa perempuan yang sedang mengalami haid diperbolehkan atau sah untuk melaksanakan amalan-amalan haji kecuali tawaf di Baitullah.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memberi pemahaman yang jelas mengenai hukum haid saat umroh bagi jamaah perempuan.
Selalu ingat, setiap niat dan usaha dalam beribadah di hadapan Allah selalu mendapatkan pahala, meskipun dalam keadaan tertentu.
2 thoughts on “Hukum Haid Saat Umroh: Apa yang Harus Dilakukan Jamaah?”