Mengalami haid saat haji tentu menjadi tantangan tersendiri bagi perempuan. Kondisi ini bisa menimbulkan kecemasan dan kebingungan, terutama mengenai apa yang tetap bisa dilakukan dan apa yang harus ditunda.
Namun, dalam Islam, setiap kondisi sudah diatur dengan bijaksana, termasuk bagi perempuan yang mengalami haid saat menjalankan ibadah haji.
Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang bagaimana menyikapi haid saat haji, serta amalan yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Haid Saat Haji: Apakah Tetap Sah?
Haid saat menunaikan ibadah haji tidak membatalkan keabsahan haji. Perempuan yang sedang haid tetap diwajibkan menjalankan seluruh rangkaian ibadah, termasuk wukuf di Arafah, yang merupakan rukun utama dalam haji.
Selama semua rukun dan kewajiban haji terpenuhi, maka hajinya tetap sah. Namun, ada satu pengecualian penting: thawaf harus dilakukan dalam keadaan suci. Jika sedang haid, thawaf wajib ditunda hingga suci dan mandi junub.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada Aisyah RA yang mengalami haid saat berhaji:
“Lakukanlah apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berhaji, hanya saja jangan melakukan thawaf di Ka’bah sampai kamu suci.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Amalan yang Tetap Boleh Dilakukan Saat Haid
Meskipun sedang haid, perempuan tetap wajib melaksanakan amalan haji lainnya selain thawaf, di antaranya:
- Berangkat ke Arafah dan wukuf di sana pada tanggal 9 Zulhijjah.
- Mabit di Muzdalifah dan Mina.
- Melontar jumrah di Mina.
- Melaksanakan sa’i antara Bukit Shafa dan Marwah.
- Memotong rambut sebagai simbol tahalul.
- Mendengarkan ceramah atau kajian.
- Berdoa dan berdiam di tempat-tempat mustajab.
Amalan-amalan ini tetap wajib dilakukan meskipun sedang haid, karena tidak ada larangan bagi perempuan yang haid untuk menjalankan ibadah selain thawaf.
Baca Juga: Checklist Persiapan Ibadah Haji 2025: Paling Lengkap!
Amalan yang Harus Ditunda atau Dihindari
Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh perempuan yang sedang haid saat haji, di antaranya:
1. Thawaf (baik thawaf ifadah maupun thawaf wada’)
Thawaf adalah satu-satunya rukun haji yang wajib dilakukan dalam keadaan suci. Thawaf hanya boleh dilakukan setelah haid selesai dan mandi besar (mandi junub).
Namun, jika haid datang menjelang thawaf wada’ (thawaf perpisahan) dan tidak sempat suci sebelum pulang, maka thawaf wada’ boleh ditinggalkan.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
“Wanita haid tidak wajib thawaf wada’.” (HR. Bukhari)
2. Masuk ke dalam Masjidil Haram
Perempuan yang sedang haid tidak diperbolehkan masuk ke dalam masjid, termasuk Masjidil Haram di Mekkah, hingga kembali suci dan mandi junub.
3. Menyentuh mushaf Al-Qur’an secara langsung
Mayoritas ulama berpendapat bahwa perempuan haid tidak boleh menyentuh mushaf Al-Qur’an secara langsung, berdasarkan firman Allah:
“Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.” (QS. Al-Waqi’ah: 79)
Dan sabda Nabi Muhammad SAW:
“Janganlah seorang pun menyentuh Al-Qur’an kecuali dalam keadaan suci.” (HR. Malik)
Meski demikian, diperbolehkan membaca Al-Qur’an melalui aplikasi atau dengan perantara seperti sarung tangan, terutama dalam kondisi belajar atau mengajar.
Tips Praktis Menghadapi Haid Saat Haji
Menghadapi haid saat haji memerlukan persiapan khusus. Berikut beberapa tips yang bisa membantu:
- Pelajari fiqih haji khusus wanita sebelum berangkat.
- Bawa perlengkapan kebersihan pribadi seperti pembalut, kantong sampah kecil, dan pakaian dalam ganti.
- Jangan panik atau merasa bersalah, karena haid adalah hal yang alami dan tidak mengurangi pahala bila disikapi dengan sabar.
- Manfaatkan waktu untuk ibadah non-fisik, seperti dzikir, doa, dan muhasabah diri.
Baca Juga: Jenis-Jenis Haji: Haji Tamattu, Ifrad, dan Qiran Apa Bedanya?
Penutup
Haid saat haji bukanlah penghalang untuk menjalani ibadah dengan khusyuk. Islam memberikan solusi dan keringanan bagi perempuan yang mengalami kondisi ini.
Selama seluruh rukun haji dilaksanakan dengan baik dan thawaf dilakukan setelah suci, ibadah haji tetap sah.
Dengan pemahaman yang benar dan persiapan yang matang, perempuan Muslimah bisa tetap fokus, tenang, dan menjalani ibadah haji dengan hati yang lapang.