Apa Saja yang Ada di Kompleks Masjidil Aqsa?

Galmare Yulia R

Dome of Rock, ikon terkenal dari Masjid Al Aqsa

Masjidil Aqsa pernah menjadi kiblat pertama umat Muslim. Selain itu, kawasan suci ini juga dihormati oleh umat Yahudi dan Kristen karena memiliki arti mendalam dalam tradisi keagamaan mereka. 

Perpaduan nilai spiritual dari tiga agama inilah yang membuat wilayah ini selalu menjadi pusat perhatian dunia, baik karena kesakralannya maupun sejarah panjang yang menyertainya.

Dengan luas mencapai 144.000 m², area ini menaungi beragam bangunan, halaman, dan titik penting yang masing-masing menyimpan kisah perjalanan peradaban. Setiap sudutnya menghadirkan jejak budaya, spiritualitas, dan sejarah yang terus hidup hingga hari ini.

Lantas, apa saja yang bisa kamu temukan di kompleks Masjidil Aqsa? Simak uraian lengkapnya di bawah ini.

1. Masjid Al-Qibli

Masjid Al-Qibli

Masjid Al-Qibli berada di sisi selatan kompleks, menempel pada tembok pagar bagian selatan. Inilah masjid utama tempat salat berjemaah dengan luas sekitar 4.500 m². 

Masjid ini pertama kali dibangun oleh Khalifah Umar bin Khattab, kemudian disempurnakan kembali pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan.

Nama Al-Qibli merujuk pada posisinya yang berada di arah kiblat (selatan) menuju Makkah. Ciri paling khas dari Masjid Al-Qibli adalah kubah berwarna perak, serta 11 pintu yang mengarah ke berbagai sisi halaman. 

Baca Juga: Kompleks Religi 3 Agama – Sejarah Aqsa

Masjid ini mampu menampung sekitar 5.500 jamaah, termasuk tiga paviliun tambahan yang berada di sekelilingnya. Di bagian baratnya berdiri sebuah menara yang digunakan untuk azan.

Bagian dalam masjid juga memiliki nilai historis tinggi. Di sana terdapat mihrab kuno, mimbar Salahuddin Al-Ayyubi, serta pilar-pilar besar yang masih mempertahankan gaya arsitektur awal Islam. 

Meski beberapa kali mengalami renovasi akibat gempa dan sejumlah serangan, Masjid Al-Qibli tetap menjadi pusat ibadah, kajian, dan kegiatan keagamaan hingga sekarang.

2. Dome of the Rock / Qubbat As-Sakhrah

Dome of the Rock atau Qubbat As-Sakhrah

Dome of the Rock adalah bangunan berkubah emas yang menjadi ikon utama kompleks Masjidil Aqsa. 

Terletak di bagian tengah area suci ini, bangunannya berbentuk persegi delapan dengan dinding berwarna biru yang dihiasi mozaik khas era Umayyah. 

Kubah emasnya berdiameter sekitar 20 meter dan tinggi 10 meter, membuatnya mudah dikenali dari kejauhan.

Karena arsitekturnya yang megah, Qubbat As-Sakhrah sering disalahartikan sebagai masjid utama Al-Aqsa. Bangunan ini dibangun pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan sekitar tahun 691 M dan menjadi salah satu monumen Islam tertua yang masih berdiri.

Di dalamnya terdapat batu besar bernama Sakhrah, yang diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW memulai perjalanan Mi’raj. 

Interiornya dipenuhi kaligrafi Kufic, marmer, serta pilar-pilar indah yang memberi nuansa sakral dan agung. Saat ini, area dalam Dome of the Rock digunakan sebagai tempat sholat bagi jamaah perempuan.

3. Masjid Al-Marwani

Masjid Al-Marwani berada di area bawah tanah sisi tenggara dan dibangun pada masa Khalifah Walid bin Abdul Malik. 

Awalnya ruang ini merupakan struktur penopang kuno yang terdiri dari koridor panjang dengan deretan pilar batu besar. 

Luasnya diperkirakan mencapai sekitar 4.000 meter persegi dengan sekitar 16 paviliun, menjadikannya area tertutup paling luas di Al-Aqsa dan mampu menampung puluhan ribu jamaah.

Dahulu, ruang ini dikenal sebagai Solomon’s Stables sebelum dipugar dan difungsikan kembali sebagai masjid oleh otoritas Islam pada akhir 1990-an. 

Salah satu ciri khasnya adalah mihrab marmer yang dihiasi kaligrafi Arab, menjadi pusat orientasi sholat di dalam ruangan yang sangat luas ini.

Interior Masjid Al-Marwani memperlihatkan lengkungan-lengkungan besar, ventilasi batu, serta struktur penopang khas era Umayyah dan Abbasiyah. 

Ruangannya sering digunakan saat sholat Jumat atau hari-hari besar ketika jamaah di bagian atas membludak.

Paket Umroh Ramadhan 2026

4. Masjid Buraq (Masjid Al-Buraq)

Masjid Buraq berada di sisi barat daya kompleks Masjidil Aqsa. Masjid kecil ini terletak dekat dengan Tembok Buraq, yaitu lokasi yang diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW menambatkan hewan tunggangannya, Buraq, sebelum memulai perjalanan Isra’ Mi’raj.

Awalnya, bangunan ini didirikan pada masa para khalifah dari Dinasti Umayyah sebagai ruang kecil untuk salat dan tempat menjaga area barat Al-Aqsa. Seiring waktu, fungsinya berkembang dan bangunannya mengalami beberapa perbaikan. 

Pada tahun 1329 M, masjid ini dibangun ulang oleh Daulah Mamluk hingga memiliki bentuk yang kita lihat sekarang.

Walaupun luasnya hanya sekitar 100 meter persegi, masjid ini memiliki mihrab sederhana dan ruang sholat yang digunakan oleh jamaah di area barat Al-Aqsa. 

Letaknya yang sangat dekat dengan lokasi peristiwa Isra’ Mi’raj menjadikannya tempat ziarah dan refleksi bagi banyak pengunjung.

5. Masjid Al-Magharibah (Masjid Al-Maghribi)

Masjid Al-Magharibah dibangun pada masa Dinasti Ayyubiyah untuk komunitas Maghribi, yaitu warga Muslim asal Afrika Utara seperti Maroko, Tunisia, dan Aljazair yang tinggal di sekitar Al-Aqsa setelah pembebasan Yerusalem oleh Salahuddin Al-Ayyubi. 

Selama berabad-abad, kawasan ini menjadi pusat kehidupan mereka dan masjid ini digunakan sebagai tempat sholat serta pusat belajar agama.

Baca Juga: Hadits Mengunjungi Tiga Masjid: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsa

Lokasinya berada dekat Gerbang Al-Magharibah, yaitu pintu yang saat ini menjadi akses patroli bagi pihak Israel. Dahulu, masjid ini memiliki ruang salat kecil, halaman, serta area pengajaran yang aktif digunakan ulama setempat.

Sebagian bangunan aslinya mengalami banyak perubahan pada abad ke-20. Saat ini, area bekas Masjid Al-Magharibah difungsikan sebagai museum Islam yang menampilkan artefak, manuskrip, serta peninggalan sejarah yang berkaitan dengan peradaban Islam di Yerusalem.

6. Masjid Al-Qadim

Masjid Al-Qadim merupakan salah satu masjid tertua di kawasan Al-Aqsa. Lokasinya berada di bagian tenggara, tepat di bawah Masjid Al-Qibli. 

Ruangannya memiliki arsitektur sederhana dengan susunan batu besar yang mencerminkan gaya bangunan era awal Islam.

Masjid ini biasanya digunakan saat jumlah jamaah membludak atau ketika ada kegiatan keagamaan tertentu. 

Dalam tradisi Islam, Masjid Al-Qadim dipercaya sebagai tempat para nabi melaksanakan sholat dengan Rasulullah SAW sebagai imamnya pada peristiwa Isra dan Mi’raj.

7. Masjid An-Nisa

Masjid An-Nisa dikenal juga sebagai “Masjid Perempuan” karena pada masa-masa awal bangunan ini digunakan sebagai ruang sholat khusus perempuan. Lokasinya berada dekat area Al-Qibli, salah satu pusat utama aktivitas ibadah di kompleks Masjidil Aqsa.

Bangunannya memiliki ruang memanjang dengan deretan pilar batu yang menjadi ciri khas arsitektur era awal Islam. Di bagian depan terdapat sebuah mihrab kecil yang menandakan arah kiblat dan menjadi pusat imam memimpin sholat.

Seiring waktu, fungsi masjid ini berubah. Saat ini, bangunan Masjid An-Nisa tidak lagi dipakai khusus sebagai masjid perempuan. 

Sebagian areanya digunakan untuk museum, perpustakaan, serta ruang penyimpanan yang mendukung aktivitas pendidikan dan pengelolaan kompleks. 

8. Tembok Ratapan (Western Wall)

Tembok Ratapan sebagai bagian dari Kompleks Masjidil Aqsa

Tembok Ratapan atau Western Wall adalah bagian dinding barat yang tersisa dari struktur penopang Kompleks Al-Aqsa pada masa Raja Herodes sekitar abad pertama sebelum masehi. 

Dinding ini bukan bagian dari bangunan masjid, melainkan tembok luar yang dahulu berfungsi memperkuat fondasi Bukit Bait Suci.

Bagi umat Yahudi, Tembok Ratapan merupakan situs paling suci yang masih dapat diakses hingga kini.

Di sinilah mereka berdoa, menyelipkan catatan permohonan di antara celah batu, dan melakukan tradisi-tarisi keagamaan yang telah berlangsung selama ribuan tahun. Tempat ini juga menjadi titik ziarah utama, terutama pada hari Sabat dan hari-hari besar Yahudi.

Secara historis, keberadaan Tembok Ratapan menegaskan betapa Kompleks Al-Aqsa menjadi ruang yang dihormati oleh tiga agama.

  • Bagi Muslim, wilayah ini adalah lokasi Al-Aqsa dan tempat Isra Mi’raj.
  • Bagi Yahudi, dinding ini adalah sisa paling dekat dari bekas Bait Suci mereka.
  • Bagi Kristen, kawasan ini memiliki nilai sejarah penting yang terkait dengan perjalanan para nabi dan masa-masa awal kekristenan.

Tembok ini juga menjadi simbol sensitivitas politik dan spiritual di Yerusalem, karena status kawasan ini berada di bawah pengawasan ketat dan sering menjadi titik perhatian dunia internasional.

9. Kubah, Gerbang, dan Halaman Luas

Kompleks Masjidil Aqsa

Kompleks Masjidil Aqsa juga diperkaya dengan kubah-kubah kecil, gerbang kuno, serta halaman luas yang menjadi jalur utama pergerakan jamaah.

 Ada lebih dari sepuluh kubah bersejarah, seperti Kubah Yusuf, Kubah Nabi, dan Kubah Khadr, yang masing-masing dibangun pada periode berbeda dan memiliki fungsi beragam sebagai tempat belajar, bermeditasi, atau penanda lokasi penting. 

Di sekeliling kompleks terdapat 15 gerbang aktif dan non-aktif, mulai dari Gerbang Hittah, Gerbang Qattanin, Gerbang Silsilah, hingga Gerbang Magharibah yang kini dikontrol oleh otoritas Israel. Setiap gerbang menyimpan cap sejarah panjang, mulai dari era Umayyah hingga Mamluk. 

Halaman luas di antara bangunan-bangunan ini menjadi ruang terbuka tempat jamaah berkumpul, belajar, atau beristirahat. Area ini juga memudahkan mobilitas ribuan pengunjung pada hari besar keagamaan.

Penutup

Selain menjadi tempat ibadah, Kompleks Masjidil Aqsa merupakan kawasan yang menyimpan lapisan sejarah panjang tiga agama besar.

Setiap bagiannya, mulai dari masjid, kubah-kubah kecil, gerbang kuno, hingga halaman luas, memiliki peran dan cerita yang terus berkembang seiring perubahan zaman.

Banyak bangunan di dalamnya dibangun atau diperbarui pada era yang berbeda, sehingga mencerminkan dinamika politik dan budaya yang pernah mewarnai Yerusalem. 

Kamu bisa melihat bagaimana Masjidil Aqsa tumbuh menjadi kawasan suci yang memiliki posisi istimewa bagi jutaan orang di dunia.

Area ini bukan hanya menyimpan warisan keagamaan, tetapi juga menjadi bukti perjalanan sejarah yang terus berlanjut hingga hari ini.

Bagikan:

Diskon Spesial Milad Annisa

Tags

Galmare Yulia R

A passionate storyteller who loves creating words that inform and inspire.

Leave a Comment