Setiap musim haji, kita sering melihat jamaah yang sedang sakit atau memiliki keterbatasan fisik, namun tetap melaksanakan ibadah haji.
Hal ini memungkinkan berkat adanya keringanan yang disebut rukhsah. Jadi, meskipun ada kondisi kesehatan yang membatasi, ibadah haji tetap bisa dijalankan.
Rukhsah adalah bentuk keringanan yang diberikan dalam syariat Islam, sebagai tanda bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan memudahkan umatnya dalam menjalankan ibadah sesuai kemampuan masing-masing.
Selain itu, ada berbagai jenis rukhsah lainnya yang bisa diterapkan. Penasaran apa saja? Mari simak lebih lanjut!
Pengertian Rukhsah dalam Haji
Secara sederhana, rukhsah berarti keringanan atau kemudahan. Dalam konteks syariat, rukhsah dalam haji adalah kemudahan hukum yang diberikan kepada jamaah yang mengalami kondisi tertentu seperti sakit, usia lanjut, kelelahan berat, atau halangan lain yang membuat ibadah jadi berat jika dilakukan secara normal.
Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan tidak memberatkan. Maka dari itu, rukhsah menjadi bukti nyata bahwa setiap ibadah, termasuk haji, selalu mempertimbangkan kondisi dan kemampuan umatnya.
Dasar Hukum Rukhsah dalam Haji
Rukhsah memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Keringanan ini bukan rekayasa manusia, tetapi bentuk kasih sayang dari Allah agar ibadah tidak memberatkan umat-Nya.
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
QS. Al-Baqarah: 185
“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.”
Ayat ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang memberi kemudahan, bukan kesulitan.
Karena itu, bagi jamaah haji yang sakit, lanjut usia, atau mengalami hambatan tertentu, rukhsah menjadi solusi yang dibolehkan secara syariat.
Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
“Sesungguhnya Allah menyukai jika rukhsah-Nya dimanfaatkan, sebagaimana Dia tidak suka jika larangan-Nya dilanggar.”
(HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
Hadis ini menunjukkan bahwa mengambil rukhsah bukan berarti melemahkan ibadah. Justru, itu adalah bentuk ketaatan karena mengikuti kemudahan yang telah Allah berikan.
Baca Juga: Biaya Haji Plus 2025 dan Apa Saja yang Sudah Termasuk?
Jenis-Jenis Rukhsah dalam Haji
Berikut ini beberapa bentuk rukhsah dalam haji yang sering diterapkan di lapangan:
1. Tawaf dengan Bantuan
Jamaah yang mengalami sakit atau keterbatasan fisik bisa melakukan tawaf dengan bantuan kursi roda, ditandu, atau digendong. Selama tetap mengelilingi Ka’bah sesuai aturan, ibadah ini tetap sah.
2. Sa’i dengan Kursi Roda atau Alat Bantu
Kalau tidak sanggup berjalan bolak-balik antara Safa dan Marwah, jamaah diperbolehkan menggunakan kursi roda atau alat bantu lainnya. Ini salah satu bentuk rukhsah dalam haji yang sangat membantu jamaah lansia atau yang sedang lemah.
3. Melontar Jumrah Diwakilkan
Bagi jamaah yang tidak kuat untuk melontar jumrah karena kondisi fisik, boleh diwakilkan oleh orang lain yang sudah menyelesaikan lontaran untuk dirinya sendiri terlebih dahulu.
4. Nafar Awwal (Meninggalkan Mina Lebih Awal)
Islam memberi kemudahan berupa rukhsah nafar awwal, yaitu memperbolehkan jamaah meninggalkan Mina lebih awal pada 12 Zulhijah jika sudah menyelesaikan lontaran. Ini berguna bagi jamaah yang kelelahan atau memiliki keperluan khusus.
5. Wukuf di Kendaraan karena Halangan
Jika tidak memungkinkan untuk turun dari kendaraan karena sakit berat atau kondisi darurat (seperti melahirkan), maka rukhsah membolehkan jamaah melakukan wukuf di dalam mobil atau ambulans selama berada di kawasan Arafah.
6. Tayamum sebagai Pengganti Wudhu atau Mandi Wajib
Dalam kondisi tertentu, penggunaan air bisa membahayakan kesehatan, misalnya saat ada luka terbuka atau tidak tersedia air bersih. Dalam situasi tersebut, jamaah diperbolehkan bertayamum sebagai pengganti wudhu atau mandi wajib. Caranya adalah dengan menyentuh debu bersih, lalu menyapukannya ke wajah dan tangan.
7. Pengganti Dam bagi yang Tidak Mampu
Dalam haji tamattu’ atau qiran, jamaah yang tidak mampu membayar dam (denda berupa menyembelih hewan), bisa menggantinya dengan berpuasa tiga hari saat masih di tanah suci dan tujuh hari setelah kembali ke tanah air. Rukhsah ini membantu jamaah tetap memenuhi ketentuan tanpa terbebani secara finansial.
Baca Juga: Do’s and Don’ts untuk Jamaah Haji Saat di Pesawat
Mengapa Rukhsah dalam Haji Itu Penting?
Pentingnya rukhsah dalam haji bukan hanya soal meringankan ibadah, tapi juga menunjukkan betapa Islam menghargai kondisi fisik, mental, dan situasi setiap umat.
Berikut beberapa manfaat dari adanya rukhsah:
- Membantu jamaah tetap bisa beribadah meski dalam kondisi terbatas.
- Menjaga keselamatan dan kesehatan selama menjalankan ibadah.
- Menghindari beban yang berlebihan yang bisa berujung bahaya.
- Memberikan rasa tenang dan kesempatan untuk tetap taat sesuai kemampuan.
- Menumbuhkan rasa syukur bahwa Allah selalu memberi jalan keluar dari kesulitan.
Penutup
Rukhsah dalam haji adalah wujud kasih sayang Allah yang memberikan ruang bagi umat untuk tetap bisa beribadah sesuai kemampuan.
Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda, dan syariat Islam sangat memahami hal itu.
Dengan adanya rukhsah, ibadah tetap bisa dijalankan tanpa harus mengorbankan keselamatan atau kesehatan.
Jadi, tidak perlu merasa ragu atau kurang sempurna saat mendapatkan keringanan ini. Yang terpenting adalah niat yang tulus dan usaha maksimal sesuai kondisi yang dimiliki.
Semoga penjelasan tentang rukhsah dalam haji ini bisa menambah pemahaman dan membuatmu lebih tenang dalam menjalani ibadah, terutama saat menghadapi keterbatasan.