Keajaiban Berpuasa di 10 Muharram

Fitria Zahrah

Hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram atau 16 Juli 2024, memiliki keutamaan tersendiri dalam Islam.

Pada hari ini, menurut Ibn al Mibrad, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa. Meski hukumnya sunah, keutamaannya sangat besar dan tak boleh dilupakan.

Keutamaan Puasa Asyura

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendorong kita melakukan puasa pada bulan Muharram sebagaimana sabdanya,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).

Imam Nawawi menjelaskan mengapa Rasulullah SAW tampak lebih sering berpuasa pada bulan Sya’ban dibandingkan Muharram.

Baca Juga: Miqat: Titik Awal Suci dalam Perjalanan Umroh dan Haji

Menurutnya, ini mungkin karena beberapa faktor, seperti keutamaan puasa Muharram baru terungkap di akhir hayat beliau sehingga belum sempat melaksanakannya secara rutin, atau karena adanya uzur seperti bepergian atau sakit.

Keutamaan berpuasa pada bulan Muharram sangat banyak. Riwayat Abu Qatadah al-Anshari menyebutkan bahwa puasa Asyura dapat menutupi dosa-dosa tahun sebelumnya.

Dosa yang dimaksud menurut Imam Nawawi adalah dosa kecil, bukan dosa besar. Selain itu, keutamaan lainnya dijelaskan oleh Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW sangat mengutamakan puasa pada hari Asyura di atas puasa-puasa lainnya.

Mengikuti Sunah Nabi Musa AS

Puasa Asyura juga merupakan bentuk mengikuti sunah Nabi Musa AS atas rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menyelamatkannya dari kejaran tentara Firaun.

Tradisi berpuasa Asyura ini dijalankan dengan baik di kalangan sahabat dan anak-anak mereka.

Ar-Rabi’ bin Afra’ mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengutus utusan pada pagi hari Asyura di desa-desa Anshar sekitar Madinah.

Baca Juga: Daftar Perlengkapan Umroh untuk Wanita yang Harus Dibawa

Rasulullah menyerukan agar siapa yang telah berpuasa melanjutkannya, dan siapa yang belum berniat puasa saat itu segera berniat dan ikut berpuasa.

Selain itu, Aisyah mengisahkan bahwa seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Hari Asyura adalah hari ke-10 dari bulan Muharram.

Pada hari ini, suku Quraisy sudah melakukan puasa. Begitu pula Rasulullah SAW pada masa sebelum Islam. Tradisi ini berlanjut hingga Rasulullah hijrah ke Madinah.

Oleh karena itu, puasa Asyura pada awal periode setelah hijrah masih diwajibkan. Hal ini seperti yang disebutkan dalam hadis Salamah bin al-Akwa’.

Namun, kewajiban tersebut berubah setelah turun perintah puasa Ramadhan pada tahun kedua Hijriyah.

Dengan demikian, kewajiban puasa Ramadhan menggantikan kewajiban puasa Asyura, menjadikannya hanya sebagai puasa sunah.

Bagikan:

Fitria Zahrah

Annisa News - Copy Writer

Leave a Comment